ABSTRAK
Jumlah kendaraan yang melewati jalan – jalan di Indonesia yang melebihi kapasitas daya dukungnya membuat permukaan jalan banyak mengalami kerusakan. Salah satu cara untuk memperbaikinya adalah dengan metode overlay menggunakan lapis tipis campuran aspal. Namun lapis tipis ini masih memiliki kelemahan, salah satunya adalah kurang mampunya lapis tipis ini menahan beban lalu lintas yang melewatinya. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas aspal adalah dengan menggunakan bahan natural yang telah tersedia di Indonesia. Suatu bahan baru ada di Indonesia adalah Retona. Retona (Refined Buton Asphalt) merupakan hasil produksi ekstraksi aspal alam dari Pulau Buton (Indonesia) yang kemudian dikembangkan melalui proses penyulingan dan ekstraksi.
Uji Marshall dilakukan terhadap campuran lapis tipis dengan bahan pengikat aspal Pen 60/70 dan Retona Blend 55. Uji Marshall ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik Marshall kedua campuran dan menentukan kadar aspal optimumnya. Hasil dari uji Marshall menunjukkan campuran lapis tipis Retona Blend 55 memiliki kadar aspal optimum sebesar 5,87% sedangkan campuran lapis tipis aspal Pen 60/70 sebesar 5,8%.
Dengan kadar aspal optimum tersebut dibuat 6 benda uji untuk pengujian Indirect Tensile Stiffness Modulus (ITSM). Uji dilakukan pada suhu 200C dan 400C dengan pembebanan sebesar 2500N dan 950N. Hasil uji ITSM untuk campuran aspal Retona Blend 55 pada suhu 200C sebesar 6330 MPa, dan pada duhu 400C sebesar 1106 MPa, sedangkan campuran aspal lapis tipis Pen 60/70 memiliki Resilient Modulus sebesar 5431 MPa pada suhu 200C, dan 504 MPa pada suhu
400C.
Ini menunjukkan bahwa campuran aspal lapis tipis Retona Blend 55 lebih tahan terhadap deformasi permanen daripada campuran lapis tipis Pen 60/70
Kata Kunci: Retona Blend 55 blend 55, Sifat-sifat marshal, Nilai Resilient
Modulus Lapis tipis campuran aspal panas.
