Abstrak
Kota Surakarta memiliki 107 jembatan yang tersebar di lima kecamatan. Karena adanya perubahan status kepemilikan jembatan dalam kurun waktu setahun terakhir, maka jumlah tersebut tidak akurat dan perlu dilakukan inventarisasi ulang. Tetapi dilain pihak kondisi jembatan tersebut juga banyak mengalami deteriorasi material dan degradasi struktural. Kerusakan pada jembatan tersebut tentu saja dapat mengganggu pergerakan lalulintas dan menghambat pergerakan orang dan barang di sekitar jembatan tersebut. Menurut Dinas Bina Marga Kota Surakarta, data yang selama ini mereka peroleh hanyalah berupa laporan insidental dari warga ataupun surveyor mereka, sehingga data yang mereka peroleh pun tidak lengkap, dan program pemeliharaan jembatan tidak terarah.
Dalam riset ini dikakukan inventarisasi ulang data jembatan di ruas jalan daerah Kota Surakarta untuk menyusuan basis data yang akurat. Kemudian kondisi jembatan dievaluasi berdasarkan metode kuantitatif Bridge Management System (BMS) 1993. Selain data kerusakan ini, volume rerata lalu lintas harian (LHR) akan menjadi masukan metode penentuan prioritas pemeliharaan jembatan tersebut. Metode tersebut adalah Zero-one. Tindakan perbaikan dan rehabilitasi kerusakan jembatan lokal kota Surakarta dapat ditentukan lebih sistematis dengan hasil studi komparatif ini.
Hasil dari analisis prioritas metode Zero-one diketahui bahhwa dalam pemeliharaan jembatan bagian yang paling diprioritaskan adalah fondasi. Dilihat juga dari kedua hasil analisis bahwa pada urutan prioritas pertama yang harus direhabilitasi adalah Jembatan Jongke walaupun pada urutan berikutnya memiliki perbedaan urutan yang cukup signifikan.
Kata Kunci : Bridge Management System, Surakarta, Zero-One, analisis prioritas