;

Abstrak


Bahasa sebagai Refleksi Budaya Jawa Masyarakat Pesisir Desa Banjar Kemuning Sidoarjo (Kajian Etnolinguistik)


Oleh :
Umar Chafidhi - S111608007 - Sekolah Pascasarjana

Pesisir Jawa Timur khususnya wilayah pantai timur Sidoarjo mempunyai potensi penelitian kebahasaan dan kebudayaan yang belum banyak diungkap. Salah satu potensi tersebut terdapat pada kehidupan masyarakat pesisir Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk lingual dari ekspresi verbal dan non verbal dalam bahasa dan budaya Jawa masyarakat pesisir pantai di desa Banjar Kemuning kabupaten Sidoarjo, (2) mendeskripsikan dan mengidentifikasi  kearifan lokal dalam bahasa dan budaya Jawa masyarakat pesisir pantai di desa Banjar Kemuning kabupaten Sidoarjo, dan (3) menjelaskan pola pikir masyarakat pesisir di desa Banjar Kemuning yang memilih nelayan sebagai prioritas utama disamping alternatif profesinya sebagai petani tambak melalui ekspresi verbal dan non verbal.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purpossive sampling dan snow-ball sampling. Data penelitian ini terbagi menjadi data primer dan data sekunder. Data penelitian diambil menggunakan teknik observasi partisipasi (pengamatan langsung dengan menjadi partisipan di dalam segala kejadian yang diobservasi) dan wawancara mendalam yang dikolaborasikan dengan teknik catat dan rekam. Data yang sudah diklasifikasi kemudian dianalisis menggunakan metode etnografi Spradley dengan model analisis etnosains.
Penelitian ini menghasilkan beberapa informasi terkait bahasa dan budaya Jawa masyarakat pesisi di Desa Banjar Kemuning, Kabupaten Sidoarjo, yaitu (1) masyarakat nelayan maupun petani tambak memiliki berbagai macam ekspresi verbal berupa kata monomorfemis dan polimorfemis, frasa verba, hingga berupa kalimat yang terangkum dalam berbagai ungkapan, doa-doa, dan mitos. Sedangkan ekspresi nonverbal yang peneliti temukan adalah adanya seperangkat sajen ‘sesaji’ dan cikal bakal ‘pelengkap sesaji’ yang digunakan masyarakat pesisir dalam melaksanakan upacara nyadran ‘sedekah laut’, wayangan ‘wayang kulit’, dan kegiatan adat lainnya, (2) kearifan lokal yang tercermin dalam ekspresi verbal dan nonverbal mereka bahwa mereka selalu menjaga hubungan vertikal kepada Tuhan dan horizontal kepada sesama makhluk yang ada di sekitar mereka. Kearifan lokal tersebut diantaranya adalah kearifan geografis, kearifan budaya, kearifan strategi, kearifan ekonomis, kearifan spiritual, dan kearifan analogis, (3) pola pikir dan masyarakat cenderung masih bersifat sederhana dan tradisional, tercermin dalam ekspresi verbal dan nonverbal mereka tentang cara pandang terhadap kehidupan dan mata pencaharian mereka. Bagi mereka, nelayan adalah suatu profesi warisan dari para leluhur, maka mereka mempertahankan profesi tersebut sebagai rasa neriman ‘menerima nasib’ dan syukur kepada Tuhan.

Kata Kunci : bahasa, budaya Jawa, masyarakat pesisir desa Banjar Kemuning Sidoarjo, etnolinguistik