Abstrak


Konflik Ulama-Uleebalang 1903-1946 dan Pengaruhnya terhadap Perubahan Sosial di Aceh


Oleh :
Nur Agustiningsih - K4402006 - Fak. KIP

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1). Latar belakang terjadinya konflik antara ulama dengan uleebalang 2). Bentuk konflik antara ulama dengan uleebalang 3). Pengaruh konflik antara ulama dengan uleebalang terhadap perubahan sosial di Aceh. Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode historis. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini, studi pustaka. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, teknik historis yaitu: analisa yang mengutamakan pada ketajaman dalam melakukan interpretasi fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) faktor yang melatar belakangi terjadinya konflik antara ulama dengan uleebalang adalah gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh ulama untuk memperbaiki birokrasi pengadilan yang dijalankan oleh uleebalang dianggap dapat membahayakan kedudukan uleebalang, sehingga timbul perasaan saling mencurigai antara kedua pihak. Faktor lain adalah politik devide et impera yang dilakukan Belanda selama penjajahan di Aceh yaitu dengan ditandanganinya korte verklaring oleh sebagian uleebalang yang berisi pengakuan kedaulatan Belanda atas Aceh, hal ini mengakibatkan ulama menganggap uleebalang sebagai penghianat bangsa. (2) Konflik antara ulama dengan uleebalang semakin meningkat dengan berdirinya organisasi Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) pada tahun 1939, berdirinya oraganisasi PUSA ini menimbulkan reaksi yang keras dari sebagian uleebalang karena dapat membahayakan kedudukan mereka.konflik yang telah ada sejak masa penjajahan Belanda ini terus berlangsung sampai masa pendudukan Jepang dalam bentuk persaigan politik. Apabila salah satu pihak posisinya menanjak ini merupakan ancaman bagi pihak yang lain. Konflik ini mencapai puncaknya dalam perang Tjumbok yang terjadi pada tahun 1945. (3) konflik antara ulama dengan uleebalang menyebabkan terjadinya revolusi sosial dimana banyak uleebalang dan keluarganya sampai keturunan anak laki-laki terakhir dibunuh, sehingga berakhirlah kekuasaan uleebalang yang telah berabad-abad lamanya menjadi penguasa daerah di Aceh. Revolusi sosial yang terjadi di Aceh telah menyebabkan terjadinya perubahan sosial yaitu berubahnya status sosial uleebalang dalam struktur masyarakat Aceh, karena setelah peristiwa berdarah tersebut lembaga keuleebalangan dihapus.