Abstrak


Hubungan Kognitif Analitik Dengan Religiusitas Pada Komunitas Agnostik Indonesia


Oleh :
Coraima Ajeng Hapsari - G0113028 - Fak. Keolahragaan

HUBUNGAN KOGNITIF ANALITIK DENGAN RELIGIUSITAS PADA KOMUNITAS AGNOSTIK INDONESIA

Coraima Ajeng Hapsari (G0113128) Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

 

ABSTRAK


Tuhan membuat manusia dapat hidup dengan tenang, tanpa kecemasan akan ancaman alam, takdir kematian, dan segala keterpurukan duniawi, sehingga kepercayaan kepada Tuhan menjadi kebutuhan manusia. Kebutuhan akan Tuhan dan agama ini ternyata tidak berlaku bagi anggota Komunitas Agnostik Indonesia. Agnostik adalah orang yang berpandangan bahwa keberadaan Tuhan tidak dapat diketahui. Fenomena agnostik kemudian dilihat dari sisi religiusitas menjadi menarik untuk diteliti. Salah satu faktor yang mempengaruhi religiusitas adalah kognitif yang didalamnya terdapat kognitif analitik.  Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris hubungan kognitif analitik dengan religiusitas pada komunitas Agnostik Indonesia.
Sampel dalam penelitian ini adalah 73 anggota komunitas Agnostik Indonesia yang dipilih dengan purposive sampling, yaitu anggota yang mengaku dirinya agnostik dan bersedia menjadi subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah skala religiusitas (reliabilitas (?) = 0,748), dan skala kognitif analitik (reliabilitas (?) = 0,698). Analisis dengan metode statistik regresi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan antara kognitif analitik dengan religiusitas, nilai R  = 0,358 yang berada pada tingkat rendah (0,200-0,399). Koefisien korelasi pearson menunjukan angka -0,358, sehingga menunjukan   hubungan negatif antara kognitif analitik dengan religiusitas. Nilai R2 yang yang didapatkan sebesar 0,128, sehingga sumbangan efektif kognitif analitik terhadap religiusitas adalah 13%.
Kesimpulan penelitian ini adalah, ada hubungan negatif yang signifikan antara kognitif analitik dengan religiusitas. Semakin tinggi tingkat kognitif analitik, maka semakin rendah religiusitas. Sebaliknya, semakin rendah kognitif analitik, maka semakin tinggi religiusitas.


Kata kunci: Religiusitas, Kognitif Analitik, Agnostik