Latar Belakang: Prevalensi depresi dan kecemasan pada mahasiswa, terutama mahasiswa kedokteran, lebih tinggi daripada populasi umum. Terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan munculnya depresi dan kecemasan, salah satunya aktivitas fisik yang dapat mencegah depresi dan kecemasan. Selain itu, semakin lama waktu duduk berhubungan dengan tingginya depresi dan kecemasan. Namun, terdapat penurunan aktivitas fisik pada dewasa muda, terutama saat memasuki universitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara aktivitas fisik dan waktu duduk dengan depresi dan kecemasan pada mahasiswa kedokteran Universitas Sebelas Maret. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data penelitian didapat dari 255 mahasiswa program studi kedokteran Universitas Sebelas Maret yang mengisi kuesioner IPAQ, BDI-II, dan BAI. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Secara umum aktivitas fisik berhubungan sangat lemah dan tidak signifikan dengan depresi (r = -0,042; p = 0,506) dan kecemasan (r = 0,024; p = 0,700). Domain aktivitas fisik yang menunjukkan hubungan signifikan adalah domain transportasi terhadap depresi (r = -0,132; p = 0,035), domain rumah terhadap kecemasan (r = 0,138; p = 0,027), dan domain waktu luang dengan depresi (r = -0,161; p = 0,010) maupun kecemasan (r = -0,188; p = 0,003). Didapatkan pula hubungan signifikan antara waktu duduk dengan depresi (r = 0,195; p = 0,002) maupun kecemasan (r = 0,123; p = 0,049). Simpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik secara umum dengan skor depresi dan kecemasan pada mahasiswa program studi kedokteran Universitas Sebelas Maret. Hubungan signifikan terdapat pada domain transportasi terhadap depresi, domain rumah terhadap kecemasan, dan domain waktu luang terhadap depresi maupun kecemasan. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan signifikan antara waktu duduk dengan depresi maupun kecemasan