ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk : Mengetahui apakah model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen, serta tempat dan peristiwa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, analisis dokumen dan tes atau pemberian tugas. Validitas data dilakukan dengan cara trianggulasi metode. . Teknik pengumpulan data yang diterapkan, yaitu: (1) observasi/pengamatan, (2) teknik In-dept interview (wawancara mendalam), dan (3) teknik tugas. Uji validitas yang digunakan adalah: triangulasi sumber data, dan review informan. Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam dua siklus, melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap pengamatan, dan (4) tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan Pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik karena siswa mendapatkan pengalaman belajar yang sangat bermakna, tidak hanya dari guru saja tetapi juga didapat dari nara sumber langsung di lapangan, lingkungan, masyarakat, dan media lain. Dengan diterapkannya pembelajaran portofolio di SMPN 1 Mojosongo Boyolali, siswa menjadi lebih kreatif dan kritis, ini terlihat dari kemampuan siswa memahami fenomena peristiwa di masyarakat, menanggapi masalah tersebut dengan penuh tanggung jawab.Selain itu juga siswa lebih berani menyampaikan gagasan, siswa mampu menggali dan menganalisa informasi utuk dipakai membuat keputusan. Peningkatan daya kritis siswa tidak hanya dilihat dari meningkatnya daya kritis siswa secara individu, tetapi juga dari meningkatnya prosentase siswa yang memiliki daya kritis tinggi. Pada siklus I siswa yang memiliki daya kritis rendah 44%, siswa yang mempunyai daya kritis sedang 31%, siswa yang memiliki daya kritis tinggi 25%. Kemudian pada siklus II siswa yang memiliki daya kritis rendah 17%, siswa yang mempunyai daya kritis sedang 42%, siswa yang memiliki daya kritis tinggi 55%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa.