;

Abstrak


Hubungan jumlah eosinofil mukosa hidung dengan gangguan fungsi penghidu pada rinitis alergi


Oleh :
Aristiyan Luthfi - S921502001 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK

Latar  Belakang:  Pada penderita rinitis  alergisering  didapatkan adanya gangguan  fungsi penghidu.  Berbagai faktor  dapat  mempengaruhi  terjadinya  gangguan  penghidu  pada  rinitis alergi.  Deposit  Eosinofil  pada  mukosa  hidung  terjadi  sebagai  reaksi  fase  lambat  dari  proses alergi. Tujuan:  Menganalisis  hubungan  jumlah  eosinofil  mukosa  hidung  dengan  fungsi  penghidu pada rinitis alergiMetode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain Cross Sectionalsejak  Agustus  sampai  Oktober  2018  di  Poliklinik  Ilmu  Kesehatan  THT-KL.  RSUD  Dr. Moewardi Surakarta. Subjek penelitian adalah pasien rinitis alergi yang sesuai dalam kriteria inklusi, kemudian dilakukan kerokan mukosa hidung untuk menilai eosinofildan pemeriksaanfungsi penghidu dengan Sniffin Stick Test Bughart. Hasil: Dari  32  sampel pasien  rinitis  alergi  didapatkan  jumlah  eosinofil  mukosa  hidung terbanyak pada kategori +1/2 (68,75%) kemudian +1 (15,6%), +3 dan +4 masing masing 6,25?n  +2  3,15%.  Didapatkan  juga    pasien  normosmia  sebanyak  21  pasien  (65,6%),  Hiposmia sebanyak  7  pasien  (21,9%)  dan  anosmia  sebanyak  4  pasien  (12,5%).  Didapatkan  hubungan yang  signifikan  dan  cukup  kuat   jumlah  eosinofil  mukosa  hidung dengan gangguan fungsi penghidu (p = 0.001; r= -0.645).Kesimpulan: Terdapat hubungan  yang cukup kuat jumlah eosinofil mukosa hidung dengan gangguan fungsi penghidu pada rinitis alergi, dimana pada peningkatan dari jumlah eosinofil mukosa hidung terjadi penurunan dari fungsi penghidu.Kata kunci: rinitis alergi, fungsi penghidu, eosinofil mukosa hidung, sniffin stick test.