Abstrak


Peran Polimorfisme Gen MTHFR C665t dalam Kejadian Anemia Makrositik pada Penderita Terinfeksi HIV yang Mendapat Terapi Zidovudine Studi Case Control pada Etnis Jawa


Oleh :
Danis Pertiwi - T501508015 - Sekolah Pascasarjana

Latar  Belakang: Anemia  makrositik  merupakan  anemia  yang  paling  banyak ditemukan pada penderita terinfeksi HIV yang mendapat zidovudine dan berhubungan  erat dengan defisiensi folat dan vitamin B12. Enzim methylen-tetra- hidrofolate-reductase  (MTHFR)  berperan  penting  dalam  transmetilasi homosistein menjadi metionin dalam sintesis DNA. Homosisteinemia (>10 ?mol/L) menunjukkan defisiensi folat dan vitamin B12, sedangkan peningkatan kadar methylmalonic acid (MMA) merupakan parameter spesifik pada defisiensi vitamin B12. Polimorfisme MTHFR C665T dapat menurunkan aktivitas enzim MTHFR  yang  mengakibatkan  homosisteinemia.  Kajian  tentang  peran polimorfisme gen MTHFR C665T dalam kejadian anemia makrositik pada penderita terinfeksi HIV etnis Jawa yang mendapat zidovudine sejauh ini belum pernah dilakukan.

Metode: Desain penelitian ini adalah unmatched case control. Subjek penelitian merupakan penderita terinfeksi HIV dewasa, etnis Jawa dan menggunakan zidovudine ?4 minggu. Sebanyak 232 orang dibagi menjadi kelompok kasus (anemia makrositik) dan kelompok kontrol (tidak anemia). Uji Chi square, Mann Whitney U dan Fischer Exact digunakan untuk menganalisis hubungan 2 variabel. Analisis regresi logistik ganda digunakan untuk mencari faktor risiko dalam kejadian anemia makrositik dengan p<0>

Hasil: Polimorfisme gen MTHFR C665T tidak berperan dalam kejadian anemia makrositik (OR=1,31; p=0,453), peningkatan kadar homosistein >10 ?mol (OR=1,0; p=1,000), peningkatan kadar MMA >24,8 ng/mL (OR=2,93;  p=0,276). Kadar homosistein >10 ?mol/L (OR=0,33; 95% CI=0,18-0,62; p<0>6 bulan (OR=0,19; 95% CI=0,06-0,58; p=0,004) berperan sebagai faktor proteksi dalam kejadian anemia makrositik, sedangkan kadar MMA
>24,8 ng/mL (OR=0,33; 95% CI=0,03-3,20; p=0,622) tidak berperan dalam kejadian  anemia  makrositik.  Kelompok  usia  40-49  tahun  (OR=3,13;  95% CI=1,06-9,22; p=0,038), kelompok usia 50-59 tahun (OR=6,07; 95% CI=1,86-
19,77; p=0,003) serta tingkat pendidikan rendah (OR=2,78; 95% CI=1,47-5,23;
p=0,002) merupakan faktor risiko dalam kejadian anemia makrositik.

Kesimpulan: Polimorfisme gen MTHFR C665T tidak berperan dalam kejadian anemia makrositik pada penderita terinfeksi HIV etnis Jawa yang mendapat terapi zidovudine

Kata kunci : Polimorfisme, MTHFR, Anemia Makrositik, HIV, Zidovudine