;
Penelitian kualitatif ini menggunakan metode study kasus. Penelitian ini melibatkan satu guru matematika kelas IX. Data yang digunakan dari penelitian ini adalah perangkat pembelajaran berupa RPP, hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran, dan soal matematika yang digunakan guru untuk penilaian dikelas. Data diperoleh melalui beragam teknik pengumpulan data, diantaranya observasi, dokumentasi, dan wawancara. Data dianalisis dengan model analisis interaktif yang terdiri dari 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.
Simpulan pertama dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa eksistensi HOTS sudah nampak pada perangkat pembelajaran matematika khususnya pada RPP pokok bahasan persamaan kuadrat di komponen Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan langkah-langkah pembelajaran. Namun guru tidak konsisten dalam merumuskan RPP yang mengarah pada HOTS. Dua pertemuan selanjutnya pada RPP terlihat hanya mendorong siswa pada kemampuan berpikir tingkat rendah. Dua dari lima pertemuan pada RPP terlihat hanya mendorong siswa pada kemampuan berpikir tingkat rendah. Simpulan kedua diperoleh bahwa eksistensi HOTS pada kegiatan pembelajaran matematika masih rendah. Hal ini terlihat dari lima pertemuan, eksistensi HOTS hanya nampak pada pertemuan kedua. Selain itu, guru belum mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan simpulan ketiga diperoleh bahwa eksistensi HOTS pada penilaian matematika yang digunakan guru pada pokok bahasan persamaan kuadrat sudah tampak. Empat dari lima soal persamaan kuadrat sudah menggunakan soal tipe HOTS