Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (I) peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan strategi active knowledge sharing pada siswa kelas Ill SD Negeri I Tawengan Boyolali; (2) peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan strategi active knowledge sharing pada siswa kelas Ill SD Negeri I Tawengan Boyolali.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas Ill SD Negeri I Tawengan Boyolali yang berjumlah 20 siswa. Sumber data yang digunakan, yaitu: (I) tern pat dan peristiwa, (2) informan, dan (3) dokumen. Tempat dan peristiwa dalam penelitian ini, yakni kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas Ill SD Negeri I Tawengan Boyolali. lnforman dalam penelitian ini adalah guru bidang studi Bahasa Indonesia dan siswa kelas Ill SD I Negeri Tawengan Boyolali. Sedangkan, dokumen yang digunakan berupa rekaman aktivitas komunikatif pembelajaran keterampilan berbicara, hasil nilai unjuk kerja siswa, buku pendamping pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, silabus dan rancangan pedoman pembelajaran yang dibuat peneliti dan guru. Teknik pengumpulan data yang diterapkan, yaitu: (I) teknik wawancara mendalam; (2) observasi/ pengamatan; dan (3) teknik tes atau atau unjuk kerja. Uji validitas yang digunakan adalah: triangulasi metode, sumber data, dan review informan. Teknik analisis data yang digunakan dalam yaitu teknik analisis kritis.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa strategi
pembelajaran active knowledge sharing dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas trJ SD Negeri I Tawengan Boyolali. Hal tersebut terefleksi sebagai berikut: (I) kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari: minat dan motivasi belajar siswa meningkat di tiap siklusnya, perhatian dan konsentrasi siswa terfokus untuk mengikuti proses pembelajaran keterampilan berbicara, siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung; (2) kualitas hasil pembelajaran keterampilan berbicara mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa dan jumlah siswa yang berhasil mencapai standar ketuntasan belajar yang ditentukan oleh pihak sekolah sebesar 65, yaitu: pada siklus I tercatat 4 siswa atau sekitar
20% dari 20 siswa berhasil mencapai standar ketuntasan belajar; pada siklus II tercatat 8 atau sekitar 40% dari 20 siswa berhasil mencapai standar ketuntasan belajar; dan pada siklus 111 tercatat 17 siswa atau sekitar 85?ri 20 orang siswa berhasil mencapai standar ketuntasan belajar.
