;

Abstrak


Kajian Ekokritik : Manusia, Lingkungan dan Nilai Peduli Lngkungan Dalam Novel Dikalahkan Sang Sapurba Karya Ediruslan Pe Amanriza


Oleh :
Puji Lestari - S841702011 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: 1) bentuk peran alam; 2) konflik lingkungan hidup; dan 3) nilai peduli lingkungan dalam novel Dikalahkan Sang Sapurba sebagai bentuk relevansi dalam pembelajaran sastra di SMA/SMK. Bentuk penelitian dalam kajian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan strategi hermeneutik sastra.Data primer penelitian ini berupa informasi tulisan, yakni satuan lingual berwujud kalimat atau paragraf yang berkaitan dengan peran alam, konflik lingkungan, dan nilai peduli lingkungan. Adapun sumber data dari dokumen, wawancara, dan studi pustaka.  Teknik pengumpulan data menggunakan purposive sampling disertai teknik pustaka, simak, catat, dan evaluasi. Adapun teknik analisis data dikonsepkan dengan teori Endraswara (2013) berupa analisis konten yang terdiri dari pengadaan data, proses inferensi dan analisis, dan validitas dan reliabilitas. Analisis data divalidkan dengan teori ekokritik sastra, yakni pengklasifikasian bentuk peran alam berdasarkan pandangan masyarakat Melayu dikontekskan oleh teori Keraf (2010) dan Beale (1980) serta konflik lingkungan oleh Homer-Dixon (1999) serta dikontekskan dengan teori Baiquni dan Rijanta (2010).  Hasil penelitian disimpulkan bahwa 1) peran alam dalam novel lebih dominan pada tipe alam nyata yang membentuk peran antroposentrisme sebanyak 14 data dengan presentase 54% dibandingkan tipe alam gaib yang membentuk peran ekosentrisme sebanyak 12 data dengan presentase 46%; 2) analisis konflik lingkungan lebih dominan pada konflik kelangkaan sederhana (scarcity conflicts) daripada konflik identitas kelompok (group identity conflicts), yakni konflik kelangkaan sederhana sebanyak 10 data dengan presentasi 52,63?n konflik identitas kelompok sebanyak 9 data dengan presentase 47,36%. Adapun temuan dari nilai-nilai peduli lingkungan berupa nilai menghargai keberadaan alam, rasa syukur, keberkahan, kesopanan/kesantunan, kearifan lokal, dan nilai ekosentrisme
dijadikan modal dan bekal peserta didik untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: ekokritik sastra, peran alam, konflik lingkungan, dan nilai peduli 
lingkungan.