Kualitas produk yang baik, identik dengan tidak adanya kecacatan produk, dan hal tersebut tergantung pada proses inspeksi dan proses produksi. Permasalahan kualitas produk terjadi di Garmen Puspadhewi Batik, dalam sebulan rata – rata 10% produk yang telah dikirimkan ke buyer, dikembalikan lagi karena kualitas produk memiliki cacat dan hal ini menimbulkan kerugian karena terdapat biaya rework. Sehingga dilakukan analisis permasalahan yang terjadi pada penjaminan kualitas di Garmen Puspadhewi Batik menggunakan Fault Tree Analysis dari banyaknya jahitan dan ukuran yang cacat dapat lolos inspeksi yang disebabkan oleh karakteristik material yang mudah kusut, metode yang digunakan (manual) tidak memungkinkan inspeksi cepat, jumlah objek yang diinspeksi banyak, kerja dengan duduk diatas lantai, sistem pencahayaan belum dapat menghasilkan visibilitas yang baik pada objek inspeksi, inspeksi manual membutuhkan cahaya > 300 lux sehingga kondisi sekarang belum terpenuhi dan benang yang tidak kontras dengan kain. Akar masalah digunakan untuk merancang konsep perbaikan pada teknik penjaminan kualitas menggunakan metode generic product development process oleh Ulrich – Eppinger dan diusulkan pemberian alat bantu berupa meja QC dengan teknologi image processing yang bisa mendeteksi profil jahitan dengan segmentasi gambar melalui pengaturan threshold, pada ukuran digunakan metode canny edge detection untuk mendeteksi tepi. Pengujian dilakukan terhadap konsep, yaitu didapatkan perbaikan pada postur pekerja dengan skor RULA awal 7 menjadi 4, dan jahitan terlihat jelas saat dilakukan segmentasi gambar sehingga memudahkan pekerja dalam melihat jahitan, selain itu pekerja dapat melihat tepi produk dengan jelas kemudian diukur dengan penggaris yang sudah terpasang pada meja.
Kata kunci: Penjaminan kualitas, Fault Tree Analysis, Image Processing, RULA
