ABSTRAK
Pertumbuhan beban yang sangat cepat mengakibatkan sistem kelistrikan beroperasi mendekati ambang batas kestabilan. FACTS atau flexible alternating current transmission system merupakan peralatan elektronika mampu untuk mengatur transmisi daya listrik yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kestabilan. Penelitian ini akan menganalisa penggunaan dari SVC, STATCOM, dan UPFC sebagai model peralatan dari FACTS untuk mengatasi kestabilan sistem tenaga listrik pada bus paling kritis. Simulasi dilakukan dengan menggunakan PSAT dengan menggunakan dua studi kasus: IEEE 30 Bus dan jaringan Jawa-Bali 500 kV. Kemudian kestabilan tegangan diamati dengan menggunakan bantuan kurva PV yang dapat menunjukkan nilai kondisi tegangan disetiap kondisi pengoperasian. Pemasangan SVC pada rangkaian IEEE 30 bus tidak mengurangi rugi-rugi daya aktif maupun daya reaktif, akan tetapi terjadi penambahan panjang ? yaitu sebesar 0.5996 p.u. (20.26%) dan dibandingkan dengan penambahan panjang ? pada STATCOM sebesar 0.5514 p.u. (18.63%) dan pada UPFC sebesar 0.6228 p.u. (21.044%). Pada kasus Jawa-Bali 500 kV juga tidak terjadi pengurangan rugi-rugi daya aktif maupun daya reaktif, akan tetapi juga terjadi penambahan panjang ? sebesar 0.233 p.u. (6.01%) dan dibandingkan dengan penambahan panjang ? pada STATCOM sebesar 0.149 p.u. (3.85%) dan pada UPFC sebesar 0.38 p.u. (9.82%).
Kata kunci : MLP, FACTS, SVC, STATCOM, UPFC, Stabilitas Tegangan
