;

Abstrak


Kajian Terjemahan Ungkapan yang Mengandung Sikap Seksis pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari


Oleh :
Maria Dita Manggarrani - S131708007 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini merupakan kajian terjemahan dengan pendekatan sosiolinguisitik yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis sikap seksis yang terdapat dalam novel berbahasa sumber Bahasa Indonesia. Peneliti juga mengidentifikasi aspek-aspek penerjemahannya, seperti teknik penerjemahan, metode penerjemahan, ideologi penerjemahan, pergeseran terjemahan, dan kualitas terjemahan. Desain penelitian ini berupa studi terpancang dengan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu: pertama, novel Ronggeng Dukuh Paruk dan terjemahannya yang berjudul The Dancer; kedua, informan (rater).Data dikumpulkan dengan analisis dokumen dan Focus Group Discussion (FGD). Kemudian, data tersebut dianalisis dengan analisis domain, analisis taksonomi, dan analisis komponensial untuk mendapatkan tema budaya.   

Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis sikap seksis berupa ungkapan, yang terjadi baik pada tokoh perempuan maupun laki-laki dalam novel. Jenis-jenis itu adalah hostile sexism, benevolent sexism, dan modern sexism. Dalam mengalihbahasakan 142 ungkapan yang mengandung sikap seksis ke dalam Bahasa Inggris, penerjemah menggunakan 14 teknik penerjemahan. Teknik-teknik tersebut adalah kesepadanan lazim, eksplisitasi, modulasi, peminjaman murni, implisitasi, parafrase, generalisasi, transposisi, adisi, reduksi, kreasi diskursif, partikularisasi, kompensasi, dan delesi. Teknik yang digunakan oleh penerjemah memengaruhi metode penerjemahan, ideologi penerjemahan, pergeseran terjemahan, dan kualitas terjemahan. Metode penerjemahan dalam penelitian ini adalah metode komunikatif. Selanjutnya, ideologi penerjemahan yang dianut oleh penerjemah adalah ideologi domestikasi atau pelokalan. Dalam penelitian ini ditemukan dua pergeseran terjemahan. Secara keseluruhan, kualitas terjemahan pada novel Ronggeng Dukuh Paruk (The Dancer)  akurat, berterima, dan terbaca. Beberapa teknik seperti kreasi diskursif, tansposisi, dan delesi menghasilkan kualitas terjemahan yang kurang akurat, bahkan beberapa ungkapan menjadi tidak akurat.  Penelitian serupa dapat dilakukan kembali dengan mengkaji perbandingan aspek-aspek penerjemahan dalam dua novel atau film yang sekuel. Peneliti dapat mengidentifikasi kekonsistenan penerjemah dalam menerjemahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan membandingkan aspek-aspek penerjemahannya.