;
Abstrak
Jumlah rumah tangga lansia di Indonesia terus mengalami peningkatan. Menurut data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan lebih dari 21 juta lansia berada dalam keluarga dengan status sosial ekonomi terendah (TNP2K, 2017). Berada dalam keluarga dengan status ekonomi yang rendah menimbulkan permasalahan kualitas hidup pada lansia.
Penelitian ini merupakan penelitian metode survei untuk mengetahui hubungan karakteristik demografi dan kondisi sosial ekonomi terhadap kualitas hidup. Sampel yang digunakan sebanyak 100 lansia penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Saradan dan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Variabel dependen adalah kualitas hidup sedangkan variabel independen adalah karakteristik demografi dan kondisi sosial dan ekonomi. Variabel diukur menggunakan kuisioner The World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) – BREF yang telah terukur validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukan beberapa temuan: 1) sebagian besar lansia memiliki kualitas baik pada semua domain kualitas hidup kecuali domain hubungan sosial yang didominasi kategori cukup; 2) Struktur usia, status tinggal dan status ekonomi tidak memiliki hubungan dengan semua domain kualitas hidup, sedangkan jenis kelamin memiliki hubungan dengan kualitas hidup; 3) jenis kelamin dan status pekerjaan memiliki hubungan dengan semua domain kualitas hidup; 4) Status perkawinan tidak ada hubungan dengan domain kesehatan fisik dan lingkungan tetapi terdapat hubungan dengan kesejahteraan psikologis dan hubungan sosial sedangkan riwayat pendidikan memiliki hubungan dengan domain kesehatan fisik, dan lingkungan tapi tidak dengan domain kesejahteraan psikologis dan hubungan sosial lansia.
Secara umum lansia memiliki kualitas hidup yang baik namun PKH perlu bersinergi dengan masyarakat dan layanan kesehatan untuk memperbaiki dan mempertahankan kualitas hidup lansia.
Kata Kunci : Lansia, Kualitas Hidup, Program Keluarga Harapan