Abstrak


Efek Sekretom Sel Punca Mesenkimal Terhadap Perbaikan Lupus, Plasenta Dan Luaran Janin Pada Kehamilan Dengan Lupus (kajian molekular terapeutik sekretom sel punca mesenkimal terhadap anti-ds dna dan aca serum; ekspresi plgf dan sflt-1 plasenta; trombus dan deposit fibrin vili trofoblas; diameter dan tebal dinding arteria spiralis desidua; serta jumlah, berat dan panjang bayi lahir pada mencit bunting model lupus induksi pristan)


Oleh :
Muhammad Adrianes Bachnas - T501508009 - Sekolah Pascasarjana

Kehamilan dengan lupus memiliki luaran janin yang buruk dibandingkan dengan kehamilan normal, di sisi lain angka kejadiannya meningkat tajam dari tahun ke tahun. Luaran janin yang buruk tersebut berupa abortus dan janin meninggal khususnya berkaitan dengan sindroma antifosfolipid. Morbiditas penting luaran janin pada lupus adalah hambatan pertumbuhan janin. Luaran janin buruk yang terjadi pada lebih dari delapan puluh persen kasus lupus maupun lupus dengan sindroma antifosfolipid tersebut, terutama terjadi diakibatkan oleh kegagalan plasentasi.
Pada lupus, terjadi kegagalan remodeling vaskular plasenta yang mengakibatkan arteria spiralis desidua menjadi sempit dan tidak elastis. Kondisi ini menyebabkan hantaran oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin menjadi buruk. Sindrom antifosfolipid mengakibatkan peningkatan aktifitas koagulasi, agregasi platelet, jejas endotel vaskular, serta gangguan fibrinolisis. Vili trofoblas menjadi tersumbat oleh bentukan trombus serta deposit fibrin yang menumpuk sehingga terjadilah abortus dan kematian janin.
Terapi yang ada saat ini masih terbatas ragamnya, yaitu anti-inflamasi steroid
maupun non-steroid; dan imunosupresan yang bersifat sitostatika maupun non- sitostatika. Terapi tersebut dirasakan belum efektif serta dikhawatirkan keamanannya khususnya pada masa perkembangan organ janin sehingga diperlukan riset untuk menemukan terapi baru, yang lebih efektif dan aman. Terapi baru tersebut diharapkan mampu mengobati lupus dari hulu ke hilir; memperbaiki lupus, plasenta; dan luaran janin. Sekretom sel punca mesenkimal, pada penelitian terdahulu   telah dibuktikan memiliki kemampuan imunomodulasi, anti-inflamasi, dan anti-apoptosis; serta memfasilitasi angiogenesis dan regenerasi jaringan vaskular. Kemampuan ini sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penanganan lupus dalam kehamilan, sehingga hal ini menjadi sangat relevan dan menarik untuk diuji dan dikaji.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental pada hewan uji, menggunakan
mencit model lupus BALB/c dengan induksi pristan. Model ini adalah model yang secara internasional telah menjadi standar hewan uji untuk lupus, dan menunjukkan konsistensi hasil selama lebih dari tiga puluh tahun. Mencit diacak secara terkendali dengan teknik blok permutasi dan dibagi ke tiga kelompok hingga didapatkan sampel minimal tujuh mencit per kelompok. Mencit pada kelompok kontrol adalah mencit bunting normal. Kelompok ini di awal penelitian mendapat injeksi NaCl 0.9% 0.5 ml intraperitoneal dan sesaat setelah kebuntingan kembali mendapat NaCl 0.9% 0.5 ml
intraperitoneal. Mencit pada kelompok pristan adalah mencit bunting model lupus dengan induksi pristan. Pada awal penelitian, kelompok ini mendapat injeksi pristan
0.5 ml intraperitoneal dan sesaat setelah kebuntingan mendapat NaCl 0.9% 0.5 ml
intraperitoneal. Mencit pada kelompok sekretom adalah mencit bunting model lupus dengan terapi baru sekretom sel punca mesenkimal. Kelompok ini di awal penelitian mendapat injeksi pristan 0.5 ml intraperitoneal dan sesaat setelah kebuntingan mendapat injeksi sekretom 0.5 ml intraperitoneal. Waktu yang dibutuhkan pristan untuk memunculkan reaksi imunologis yang mengakibatkan lupus adalah 3-4 minggu sehingga kelompok yang mendapatkan injeksi pristan dinilai adekuasinya terhadap tampilan klinis dan laboratoris lupus 4 minggu pasca penyuntikan pristan. Terapi sekretom sel punca mesenkimal untuk mengobati lupus diberikan sesaat setelah ditemukan tanda kebuntingan. Terminasi mencit dilakukan pada hari ke-16 kebuntingan, yang merepresentasikan waktu aterm pengakhiran kehamilan pada lupus. Seluruh prosedur pada hewan uji dikerjakan dengan mengikuti standar PREPARE dan ARRIVE dan sebelumnya telah mendapatkan persetujuan laik etik dari Faklutas Kedokteran UNS dan Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR.
Sekretom diambil dari media terkondisi kultur sel punca mesenkimal dengan
bahan baku tali pusat manusia. Tali pusat tersebut diambil pada persalinan sesar pasien sehat dan aterm dengan memperhatikan seluruh persyaratan pengambilan jaringan untuk kultur sel punca, dan mendapatkan persetujuan pasien. Kultur sel punca mesenkimal menggunakan metode eksplan. Metode ini dinilai mudah, murah dan mampu menghasilkan sekretom dalam jumlah banyak. Tali pusat yang diambil adalah sepanjang 5 cm yang dekat dengan bayi. Tali pusat didekontaminasi dengan 0.5% povidone-iodine dengan phosphate buffer saline pH 7.4. Tali pusat kemudian didiseksi
untuk membuang vena dan arteri, kemudian dipotong kecil (2 mm2) dan ditempatkan
dalam cawan kultur. Bagian Wharton Jelly menempel pada dasar cawan kultur. Media terkondisi dituangkan ke cawan kultur menggunakan medium standar DMEM dengan glukosa, lisat platelet manusia, dan l-glutamin hingga potongan tali pusat terendam penuh tetapi tidak mengambang. Penilaian terhadap berhasil tumbuhnya sel punca dilakukan pada setiap pasase. Setelah konfluensi didapatkan lebih dari 80% sel punca dipanen dan dilakukan uji karakteristik (CD90, CD105, CD73) dengan flowsitometri. Pada penelitian ini, benih sel punca dikultur hingga kemudian pada pasase ketiga dan keempat setelah konfluensi optimal sekretom diambil dari media terkondisi dan kemudian disentrifugasi 6000 rpm selama 15 menit.
Hasil  penelitian  telah  menunjukkan  bahwa  sekretom  sel  punca  mesenkimal
mampu mengobati lupus, serta memperbaiki plasenta dan luaran janin. Sekretom sel punca mesenkimal telah terbukti secara bermakna mampu menurunkan kadar serum antibodi lupus yaitu anti-dsDNA dan antibodi antifosfolipid yaitu Anticardiolipin Antibody (ACA) hingga kembali normal. Hasil tersebut diduga didapatkan melalui kemampuan imunomodulator sekretom yang kaya akan Hepatocyte Growth Factor (HGF). Komponen sekretom yang kaya akan HGF tersebut mampu menyeimbangkan Th1 dan Th2 serta Treg dan Th17. Sekreteom mampu mencegah pembentukan antibodi melalui supresi maturasi sel B pada jalur aktivitas IL-4 dan IL-5. Sekretom mampu
mencegah stres pada sinsitiotrofoblas melalui kemampuan anti-inflamasi oleh HGF. Sekretom juga memiliki komponen angiogenesis yang kaya yakni Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF). Komponen ini dapat memperbaiki remodeling vaskular plasenta yang diperlihatkan melalui turunnya ekspresi faktor anti-angiogenik (sFlt-1) serta meningkatnya ekspresi faktor angiogenik (PlGF) pada trofoblas plasenta. Remodeling vaskular yang normal juga dibuktikan melalui kembalinya diameter serta tebal dinding arteria spiralis desidua kepada kondisi normal pasca pemberian sekretom. Sekretom sel punca mesenkimal terbukti mampu secara bermakna menurunkan kadar ACA serum, terkait dengan sindroma antifosfolipid, hingga kempali pada nilai normal, yang menggambarkan efektivitas terapi terhadap sindroma antifosfolipid. Kondisi ini selanjutnya akan mengakibatkan perbaikan fibrinolisis dan mencegah pembentukan trombus. Rangkaian mekanisme tersebut diduga terjadi melalui penurunan TF, VCAM-
1, ICAM-1, E-Selectin, serta PAI; dan peningkatan Protein C dan S, tPA, serta annexin
A2. Pada penelitian ini, sekretom sel punca mesenkimal telah terbukti mampu mencegah pembentukan trombus dan deposit fibrin pada vili trofoblas sehingga meningkatkan keselamatan janin dan mengurangi morbiditasnya yaitu hambatan pertumbuhan janin.
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa sekretom sel punca mesenkimal dapat menjadi terapi yang baru dan terbarukan bagi kehamilan dengan lupus. Terapi ini dapat menjadi solusi baru bagi kehamilan dengan lupus yaitu dengan menghadirkan kondisi baru pada kehamilan dengan lupus dan sindroma antifosfolipid, berupa jumlah bayi lahir, berat lahir dan panjang lahir yang setara dengan normal.
Sekretom sel punca mesenkimal yang pada awalnya hanya dianggap sebagai
limbah produksi sel punca mesenkimal ternyata telah membuktikan kemampuan terapinya yang sepadan dengan efek parakrin sel punca. Sekretom lebih mudah dan murah untuk dibuat, disimpan, didistribusikan dan diberikan dibandingkan dengan sel punca mesenkimal. Belum semua potensi terapi sekretom sel punca mesenkimal dapat dikaji pada penelitian ini sehingga diperlukan penelitian lanjutan dan juga diperlukan penelitian translasional pada manusia. Sekretom sel punca mesenkimal akan menjadi terapi yang baru dan terbarukan di masa kini dan masa yang akan datang bagi dunia Obstetri Ginekologi dan utamanya Kedokteran Fetomaternal, khususnya sebagai terapi kehamilan dengan lupus