Abstrak


Beban Kejut (Impact) Beton Ringan dengan Agregat Alwa dan Sisa Bakar Batu Bara


Oleh :
Agus Riyadi - I0101030 - Fak. Teknik

Beban dapat dikelompokkan sebagai beban statik dan beban dinamik. Dimana salah satu bentuk dari beban dinamik adalah beban kejut, yang mana beberapa beban diterapkan dan dihilangkan secara tiba–tiba. Beban kejut dihasilkan apabila dua benda bertumbukan atau apabila benda jatuh dan mengenai suatu struktur. Konstruksi beton yang biasanya menerima beban kejut antara lain struktur SABO, pemasangan balok girder yang saling bertumbukan, landasan pacu pesawat terbang, pondasi tiang pancang dan bangunan tahan gempa.

Penggunaan bahan-bahan alternatif sebagai bahan dasar beton seperti limbah sebagai bahan tambah, pengisi, ataupun pengganti sangat relevan untuk diperhitungkan. Salah satu bahan pengganti adalah sisa bakar batu bara. Sisa bakar batu bara juga memiliki kandungan silika cukup tinggi yang berpotensial untuk meningkatkan mutu beton, khususnya beban kejut (impact). Oleh karena itu penggunaan sisa bakar batu bara sebagai bahan pengganti dalam pembuatan beton dipandang cukup beralasan.

Penelitian ini bertujuan untuk meninjau hubungan nilai kuat desak dan beban kejut dari beton ringan agregat ALWA dan sisa bakar batu bara dengan beton normal serta membandingkan nilai beban kejut beton ringan dan beton normal.

Metode yang digunakan ialah metode eksperimen di laboratorium. Bentuk benda uji untuk penelitian beban kejut adalah piringan berukuran diameter 20 cm dan tinggi 4 cm dan kuat desak adalah silinder berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm berjumlah 3 buah untuk setiap variasi (f’c = 15 MPa, 18 MPa, 21 MPa, 24 MPa, 27 MPa) untuk beton normal dan beton ringan. Untuk uji beban kejut digunakan alat uji Impact Testing Machine. Pengujiannya dengan cara menjatuhkan beban seberat 1 kg diatas benda uji pada ketinggian 0,475 m. Dari pengujian tersebut didapat beban kejut/jumlah pukulan yang membuat benda uji retak pertama dan runtuh total yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan energi serapan. Nilai beban kejut yang berjumlah 3 buah untuk tiap variasi tersebut dicari rata-ratanya. Dari hasil nilai beban kejut dan kuat desak dibuat grafik hubungan, dimana sumbu x adalah nilai kuat desak dan sumbu y adalah nilai beban kejutnya.

Dari analisis pengujian diperoleh hasil untuk beton normal maupun beton ringan agregat ALWA dan Sisa Bakar Batu Bara dapat dilihat bahwa semakin meningkat kuat desaknya maka akan semakin meningkat pula nilai beban kejutnya. Untuk beton normal dengan kuat desak rencana 15 MPa, 18 MPa, 21 MPa, 24 MPa dan 27 MPa didapatkan nilai beban kejut sebesar 13 pukulan, 16 pukulan, 19 pukulan, 23 pukulan dan 27 pukulan. Untuk beton ringan dengan kuat desak rencana 15 MPa, 18 MPa, 21 MPa, 24 MPa dan 27 MPa didapatkan nilai beban kejut sebesar 14 pukulan, 18 pukulan, 22 pukulan, 27 pukulan, 33 pukulan. Peningkatan nilai beban kejut untuk kuat desak rencana 15 MPa, 18 MPa, 21 MPa, 24 MPa, 27 MPa pada beton ringan agregat ALWA dan sisa bakar batu bara adalah sebesar 7,69 %, 12,5 %, 15,79 %, 17,39 ?n 22,22 %.