Latar Belakang: Saponin merupakan salah satu zat aktif yang terkandung dalam daun sambung nyawa (Gynura procumbens) yang memiliki manfaat anti-mikroba, anti tumor, anti-insekta, hepatoprotektif, hemolitik, dan anti-inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar saponin pada daun sambung nyawa (Gynura procumbens) yang diambil dengan teknik ekstraksi maserasi dan teknik ekstraksi perkolasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental deskriptif laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gajahmada Yogyakarta (LPPT UGM Yogyakarta) dan Laboratorium Farmasi Universitas Gajah Mada. Sampel yang digunakan adalah daun sambung nyawa (Gynura procumbens) yang diekstraksi dengan teknik maserasi dan teknik perkolasi menggunakan pelarut etanol 96%. Analisis kadar saponin dilakukan secara kualitatif menggunakan teknik kromatografi lapis tipis (KLT) dan kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Hasil: Ekstraksi maserasi etanolik 96% menghasilkan 13,72 gram ekstrak daun sambung nyawa (Gynura procumbens), sedangkan ekstraksi perkolasi etanolik 96% menghasilkan ekstrak 10,11 gram ekstrak daun sambung nyawa (Gynura procumbens). Hasil KLT menunjukan keberadaan saponin di kedua sampel ekstrak. Berdasarkan hasil spektrofotomeri UV-Vis, kadar saponin pada daun sambung nyawa (Gynura procumbens) dengan teknik ekstraksi maserasi adalah 14,25%, sedangkan dengan teknik ekstraksi perkolasi adalah 10,84%.
Simpulan: Terdapat perbedaan kadar saponin pada daun Gynura procumbens yang diambil dengan teknik ekstraksi maserasi dan teknik ekstraksi perkolasi dimana kadar saponin tertinggi diperoleh dari ekstraksi maserasi.
Kata Kunci : daun sambung nyawa, maserasi, perkolasi, saponin