;

Abstrak


Perbedaan Nyeri dan Perdarahan pada Pemasangan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (Akdr) CUT 380A Pasca Salin Menggunakan R-Inserter dan Konvensional


Oleh :
Panca Eka Saputra - S581302006 - Fak. Kedokteran

Abstrak
Latar Belakang: Faktor efek samping merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan penggunaan kontrasepsi, termasuk dalam memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (Sutarjo US, 2010). Perdarahan dan nyeri merupakan efek samping paling sering dikeluhkan akseptor hingga memutuskan melepaskan AKDR (D'Arcangues, 2007). Salah satu kendala yang dijumpai pada pelaksanaan AKDR pasca salin adalah  teknik pemasangan AKDR pasca salin terkait ukuran AKDR. Prinsip teknik pemasangan no hand touch technique and withdrawal technique seringkali gagal dilakukan karena ukuran inserted AKDR yang tersedia terlalu pendek untuk dapat mencapai fundus uteri (AKDR CuT 380A 20 cm). Hal ini berakibat tidak dipasangnya AKDR pasca plasenta dengan legeartis dan meningkatkan timbulnya efek samping AKDR dalam berbagai manifestasi klinis, khususnya perdarahan dan nyeri. AKDR CuT 380A baru atau dikenal dengan AKDR R-Inserter  memiliki ukuran inserted baru yang lebih panjang (28 cm) dengan diameter lebih lebar (1mm) yang diharapkan dapat dipasang dengan tepat pasca salin sehingga mengurangi efek samping yang sering terjadi baik nyeri ataupun perdarahan.
Metode: Penelitian ini dilakukan pada 100 akseptor AKDR yang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok kontrol adalah akseptor AKDR Cut 380A konvensional (AKDR lama)  yakni sebanyak 50 orang, dan kelompok perlakuan adalah akseptor AKDR R-Inserter juga sebanyak 50 orang. Penelitian ini menganalisis efek samping pasca pemasangan 1 bulan berupa kejadian nyeri dan perdarahan pada kedua kelompok. Analisis data menggunakan uji beda pada program SPSS (Software Package for Social Science) 21.
Hasil: Kejadian nyeri pada kelompok AKDR konvensional adalah 34 akseptor tidak mengalami nyeri, 14  akseptor mengalami nyeri ringan, 1 akseptor mengalami nyeri sedang, 1 akseptor mengalami nyeri berat. Sedangkan pada kelompok AKDR dengan R-inserter didapatkan 41 akseptor tidak mengalami nyeri, 9 akseptor mengalami nyeri ringan, dan tidak ada akseptor yang mengalami nyeri sedang ataupun nyeri berat. Didapatkan perbedaan yang tidak signifikan secara statistik pada kelompok normal dengan kelompok preeklampsia (p=0.70). Kejadian perdarahan pada kelompok AKDR konvensional adalah 8 akseptor, sedangkan pada kelompok AKDR dengan R-inserter didapatkan hanya 2 akseptor yang mengalami perdarahan uterus abnormal 3 bulan pasca pemasangan. Didapatkan perbedaan yang tidak signifikan secara statistik pada kelompok normal dengan kelompok preeklampsia (p=0.046*). 
Kesimpulan: Terdapat  perbedaan  kejadian nyeri pada pemasangan AKDR CuT 380A dengan R Inserter dan inserter konvensional pasca salin. Pada pemasangan AKDR dengan metode R_inserter  nyeri lebih ringan namun tidak bermakna secara statistik (p > 0.05). Terdapat pula perbedaan kejadian perdarahan yang bermakna secara statistik pada pemasangan AKDR CuT 380A dengan R Inserter dan inserter konvensional pasca salin.


Kata Kunci: AKDR R-Inserter, Nyeri, dan Perdarahan