;

Abstrak


Faktor yang mempengaruhi efektivitas konseling dengan alat bantu pengambilan keputusan dalam pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang di kabupaten Kendal


Oleh :
Ana Sundari - S021408005 - Sekolah Pascasarjana

Latar Belakang: Upaya untuk meningkatkan pengunaan MKJP salah satunya adalah dengan konseling efektif dengan menggunakan alat bantu pengambilan keputusan. Pemberian konseling ini sangat penting membantu akseptor dalam pengambilan keputusan dan memberikan kemudahan sebagai pemecahan masalah, perubahan perilaku atau sikap terhadap kontrasepsi MKJP. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas konseling dengan alat bantu pengambilan keputusan terhadap pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang.
Subjek dan Metode: Jenis penelitian yaitu analitik dengan pendekatan case control. Lokasi penelitian di Kabupaten Kendal. Penelitian dilaksanakan Pada 18 Mei samapai dengan 18 Agustus 2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh akseptor KB yang ada di kabupaten kendal. Sampel sebanyak 100 orang, 35 akseptor KB pada kelompok kasus dan 65 pada kelompok kontrol dengan menggunakan tehnik quota sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan path analysis dengan bantuan STATA 13
Hasil: usia >35 tahun (b=-2.19; CI95%=-3.60-(-0.77); p=0.002), multiparitas (b=-2.04; CI95%=-3.99-(-0.09); p=0.040). pendidikan dasar (b=-0.55; CI95%=0.12-1.85; p=0.359). Terdapat hubungan positif antara konseling dan sikap(b=0.98; CI95%=0.12-1.85; p=0.025). Terdapat hubungan antara konseling dan efikasi(b=1.56; CI95%=0.62-2.50; p=0.001). Terdapat hubungan antara sikap dengan keikutsertaan MKJP (b=4.02; CI95%=1.71-6.34; p=0.001). Terdapat hubungan antara efikasi diri dengan keikutsertaan MKJP (b=3.23; CI95%=0.71-5.75; p=0.012).Terdapat hubungan antara norma subjektif dengan keikutsertaan MKJP (b=3.25; CI95%=0.92-5.59; p=0.006).
Kesimpulan: Pemberian konseling dengan ABPK secara tidak langsung mempengaruhi sikap dan efikasi diri dalam penggunaan MKJP.

Kata Kunci: MKJP, Konseling, efikasi diri, norma subjektif, sikap PUS