Pendahuluan: Sindrom metabolik berkaitan dengan stress oksidatif akibat resistensi insulin dan obesitas sentral. Stress oksidatif menyebabkan peningkatan radikal bebas dan penurunan antioksidan. Akar kelor mengandung berbagai zat biokimia yang kaya akan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak akar kelor terhadap kadar SGPT dan histopatologi inflamasi hepar tikus putih model sindrom metabolik.
Metode: Penelitian eksperimental laboratorik dengan metode pre and posttest control group design dan posttest only with group design. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu K1 kontrol negatif, K2 kontrol positif, K3, K4, dan K5 dibuat sindrom metabolik dengan dosis 150, 250, dan 350 mg/KgBB. Sindrom metabolik dicapai dengan proses induksi hiperlipidemiadan induksi STZ-Na. Induksi hiperglikemia pada tikus dilakukan dengan pemberian kuning telur bebek 1 ml/10mgBB, lemak sapi 1 ml/100mgBB. Induksi STZ-Na dilakukan dengan injeksi intraperitoneal dengan dosis 30 mg/kgBB. Perbedaan kadar SGPT sebelum dan sesudah induksi hiperlipidemia dan induksi STZ-Na dan pengaruh ekstrak akar kelor terhadap kadar SGPT dianalisis menggunakan uji T dan uji Wilcoxon. Analisis inflamasi hepar setelah pemberian ekstrak etanolik akar kelor menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Hasil: Hasil uji Saphiro-Wilk Kadar SGPT pada hari ke-0 data terdistribusi normal pada K1,K2,K4,dan K5 (p>0,05),K3 tidak terdistribusi normal. Hasil Uji Wilcoxon data kadar SGPT setelah induksi hiperlipidemia dan induksi STZ-Na menunjukan hasil yang bermakna (p<0>0,05), K2 tidak terdistribusi normal p=0.011 (p<0 p=0,000>
Kesimpulan: Ekstrak akar kelor dosis 150 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 350 mg/kgBB dapat menurunkan kadar SGPT dan memperbaiki inflamasi hepar secara bermakna pada tikus putih model sindrom metabolik.
Kata Kunci : ekstra akar kelor, inflamasi hepar, SGPT, sindrom metabolik