Abstrak
Pendahuluan: Merokok erat hubungannya dengan berbagai masalah kesehatan yang mempengaruhi banyak organ tubuh termasuk kulit wajah sebagai indikator yang paling memperlihatkan salah satu tanda penuaan yaitu kerutan. Rokok dapat mengganggu produksi kolagen dan meningkatkan produksi matriks metalloproteinase (MMP) yang mendegradasi protein matriks, kolagen, serabut elastis, dan proteoglikan, serta menginduksi pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS). Meskipun patogenesis kerutan wajah karena merokok cukup jelas, beberapa penelitian terbaru menunjukkan hubungan yang belum jelas antara kebiasaan merokok dengan tingkat keparahan kerutan wajah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan tingkat keparahan kerutan wajah pada karyawan kantor di Universitas Sebelas Maret.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah karyawan kantor di Universitas Sebelas Maret yang diambil secara consecutive sampling. Sebanyak 68 karyawan berusia 30-39 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diwawancara terkait kebiasaan merokok dan difoto wajahnya. Tingkat keparahan kerutan diukur oleh dua dokter spesialis kulit dan kelamin dengan Daniell’s 6-point wrinkle scale. Kemudian data dianalisis dengan analisis bivariat dengan uji korelasi Spearman.
Hasil: Ditemukan dari 68 subjek terdapat 48 subjek dengan kerutan wajah ringan (70,6%), 17 subjek dengan kerutan wajah sedang (25%), dan 3 subjek dengan kerutan wajah berat (4,4%). Subjek dengan kebiasaan merokok ringan yang memiliki kerutan wajah sedang dan berat sebanyak 2 subjek (2,94%) sedangkan subjek dengan kebiasaan merokok sedang dan berat dengan tingkat keparahan kerutan wajah serupa mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 18 subjek (26,47%). Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan tingkat keparahan kerutan wajah pada karyawan kantor di Universitas Sebelas Maret (p= 0,001) dan Spearman ? sebesar 0,474 yang berarti kekuatan hubungan cukup kuat.
Kesimpulan: Kebiasaan merokok memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat keparahan kerutan wajah pada karyawan kantor di Universitas Sebelas Maret. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis menggunakan serangkaian uji statistik dapat ditarik simpulan bahwa semakin berat kebiasaan merokok maka pengaruh pada tingkat keparahan kerutan wajah akan semakin berat.
Kata Kunci : Kebiasaan Merokok, Penuaan Kulit, Penuaan Ekstrinsik, Tingkat Keparahan Kerutan Wajah