Abstrak
Latar Belakang: Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan kondisi dimana bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR masih menjadi 34,7% penyebab kematian neonatus di Indonesia, bersama dengan kelahiran preterm. Penanganan yang tepat dan cepat dapat mengurangi angka kematian serta meningkatkan kualitas hidup bayi, sehingga deteksi BBLR harus dilakukan sedini mungkin. Keadaan sosial ekonomi yang rendah dan jangkauan fasilitas kesehatan yang sulit menyebabkan deteksi BBLR terhambat. Pengukuran panjang tapak kaki merupakan antropometri yang lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa panjang tapak kaki bayi lahir dapat menjadi instrumen alternatif untuk mengidentifikasi BBLR.
Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan desain potong lintang. Populasi dari penelitian ini yaitu bayi yang dirawat di HCU Neonatus di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta selama bulan Juli – September 2019. Pada penelitian dipilih sebanyak 73 bayi dengan consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur panjang tapak kaki kanan dan berat bayi dalam waktu kurang dari 72 jam setelah kelahiran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana dan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) pada program SPSS versi 22.0.
Hasil: Uji regresi sederhana terhadap hubungan antara panjang tapak kaki bayi dan berat bayi lahir dinyatakan signifikan dengan nilai probabilitas sebesar p=0,000 (p<0 r=0,819).>
Simpulan: Panjang tapak kaki bayi baru lahir dapat menjadi kriteria diagnostik alternatif untuk mengidentifikasi BBLR, dengan hubungan linear positif antara panjang tapak kaki dengan berat bayi lahir.
Kata Kunci : BBLR, panjang tapak kaki, bayi, antropometri
