Abstrak


Perhitungan Kapasitas Dukung Fondasi Tiang Tunggal Menggunakan Clustering Data Sekunder Standard Penetration Test (SPT)


Oleh :
Hida Alifa Rahma - I0112073 - Fak. Teknik

Penyelidikan tanah merupakan salah satu proses penting dalam perencanaan pembangunan. Penyelidikan tanah dibutuhkan untuk menentukan jenis fondasi yang akan digunakan. Salah satu penyelidikan tanah adalah uji  Standard Penetration Test (SPT). Biaya yang digunakan dalam penyelidikan tanah cukup tinggi, maka dalam pembangunan suatu bangunan hanya di beberapa titik saja yang dilakukan. Jika penyelidikan tanah dilakukan langsung saat pembangunan maka  hasil dari penyedilikan tanah tersebut menjadi data primer. Data primer bisa dijadikan sebagai data sekunder untuk penelitian atau pembangunan selanjutnya. Penggunaan data sekunder saat ini belum dimaanfaatkan dengan baik.
Penelitian ini akan memaparkan pengembangan metode perhitungan kapasitas daya dukung fondasi dengan mengoptimalkan penggunaan data sekunder, sehingga dapat memprediksi kapasitas daya dukung di titik lain yang tidak dilakukan pengujian tanah. Terlebih saat ini banyak pembangunan bangunan tinggi yang menggunakan jenis fondasi dalam. Dalam perencanaan fondasi dalam pengujian tanah sangat penting untuk menentukan letak tanah keras yang dapat dijadikan sebagai dasar fondasi, sehingga diperlukan banyak data untuk perencanaan fondasi yang akan digunakan. Metode untuk memprediksi kapasitas daya dukung fondasi ini nantinya dapat dijadikan alat untuk mendapatkan data tanpa perlu melakukan pengujian.
Prediksi tanah dari data SPT yang ada menggunakan metode clustering. Metode clustering mengelompokkan jenis tanah berdasarkan nilai Nrata-rata data SPT. Nilai Nrata-rata diplotkan kedalam QGIS untuk dilakukan clustering qc sehingga diperoleh cluster jenis tanah di Kota Surakarta. Prediksi kapasitas dukung fondasi tiang tunggal (Qu) pada kedalaman tiang berdasarkan data SPT digunakan confidence interval. Confedence interval memprediksi nilai Qu dan kedalaman yang belum diketahui nilainya dengan interval kepercayaan 60%, 85%, 95%. Nilai Qu setiap kedalaman (z) yang dihitung dengan interval kepercayaan kemudian dihubungkan menggunakan grafik berdasarkan cluster. Grafik hubungan Qu dengan kedalaman dapat digunakan untuk mengetahui nilai kapasitas dukung fondasi tiang tunggal dan kedalaman tiang pada setiap cluster jenis tanah.
Hasil analisis QGIS Kota Surakarta memiliki dua cluster jenis tanah yaitu tanah lempung sangat kaku dan tanah lempung keras. Interval kepercayaan semakin besar menghasilkan kapasitas dukung fondasi tiang pancang tunggal (Qu) semakin kecil. Jika diambil diameter 30 cm kedalaman 8 meter cluster lempung keras, maka hasil pembacaan grafik menunjukkan nilai Qu  interval kepercayaan 60% = 961,42 kN, 80% = 858,60 kN, dan 95% = 719,19 kN. Selisih nilai Qu kecil pada kedalaman kurang dari 8 meter antara interval kepercayaan 60%, 80?n 95%, jika diambil diameter 30 cm kedalaman 7 meter cluster lempung keras, selisih nilai Qu 95?ngan 60?alah 123 kN. Kedalaman lebih besar dari delapan meter memiliki selisih perubahan nilai Qu yang besar jika diambil 30 cm kedalaman 10 meter cluster lempung sangat kaku, selisih nilai Qu 95?ngan 60?alah 242 kN. Selisih antar interval kepercayaan yang besar disebabkan rata-rata, jumlah data setiap kedalaman dan nilai standar deviasi yang besar. Lapisan tanah yang semakin keras diperlukan kapasitas dukung ultimit yang lebih besar. Hal ini ditunjukkan oleh nilai  Qu     cluster lempung sangat kaku lebih kecil daripada cluster lempung keras jika diambil diameter 50 cm dan kedalaman 10 m dengan interval kepercayaan 60% diperoleh nilai Qu     sebesar 1663 kN pada cluster lempung sangat kaku dan nilai Qu     sebesar 3716 kN pada cluster lempung keras. Hasil studi kasus membandingkan metode clustering dengan metode konvensional Meyerhof menunjukkan bahwa metode dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam memprediksi kapasitas dukung fondasi tiang pancang tunggal (Qu).