Abstrak


Performan produksi kelinci New Zealand White jantan dengan bagasse fermentasi sebagai salah satu komponen ransumnya


Oleh :
Eko Tarmanto - H0504042 - Fak. Pertanian

ABSTRAK Kelinci merupakan ternak yang berpotensi penghasil daging. Pakan kelinci terdiri dari hijauan dan konsentrat. Harga pakan konsentrat komersil umumnya mahal, maka diperlukan bahan pakan alternatif pengganti konsentrat yang murah, tersedia dalam jumlah besar, dan mudah didapat. Salah satunya adalah ampas tebu (bagasse). Bagasse termasuk pakan berkualitas rendah karena kandungan serat kasarnya yang tinggi dan protein kasarnya rendah, untuk itu perlu dilakukan fermentasi dengan probiotik untuk dapat menaikan kandungan nutrienya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bagasse fermentasi dalam ransum terhadap performan kelinci New Zealand White jantan. Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai tanggal 4 Juni sampai dengan 29 Juli 2008 bertempat di Satuan Kerja Balai Pembibitan Ternak Kelinci Subdinas Peternakan Balaikambang Surakarta, menggunakan 16 ekor kelinci New Zealand White jantan umur 4 bulan dengan bobot badan rata-rata 1996 ± 188 gram. Pakan yang diberikan terdiri dari konsentrat BR2 produksi PT. Charoen Phokphand Indonesia, bagasse fermentasi, dan hijauan (jerami kacang tanah atau rendeng). Pakan yang diberikan sebesar 6,5% dari bobot badan dengan perbandingan 60:40 persen (dalam BK). Perlakuan yang diberikan adalah P0: Hijauan 60% + Konsentrat 40% (kontrol); P1 : Hijauan 60% + Konsentrat 35% + Bagasse fermentasi 5%; P2 : Hijauan 60% + Konsentrat 30% + Bagasse fermentasi 10%; P3 : Hijauan 60% + Konsentrat 25% + Bagasse fermentasi 15%. Parameter yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, dan feed cost per gain. Analisis variansi berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah, apabila didapatkan hasil berbeda nyata diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s (DMRT). Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata dari keempat macam perlakuan yaitu P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut untuk konsumsi pakan 143,57; 132,09; 129,34; 120,44 gram/ekor/hari, pertambahan bobot badan harian 24,22; 16,99; 16,77; 10,28 gram/ekor/hari, konversi pakan 6,09; 8,13; 8,00; 13,03 dan feed cost per gain Rp 24967,56; Rp 32492,12; Rp 31213,28; Rp 49569,90. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian, dan konversi pakan dari keempat macam perlakuan adalah berbeda sangat nyata (P<0,01). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan bagasse fermentasi sampai taraf 15% menurunkan performan kelinci yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian, konversi pakan, dan meningkatkan nilai feed cost per gain sehingga penggunaan bagasse fermentasi dalam ransum kelinci menjadi tidak ekonomis. Kata kunci : Kelinci New Zealand White jantan, bagasse fermentasi, performan.