;
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis kelayakan modul pembelajaran fisika berbasis kinesthetic, intellectual, v isual, auditory, repetition untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa; 2) menganalisis implementasi modul pembelajaran fisika berbasis kinesthetic, intellectual, v isual, auditory, repetition untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa;
3) menganalisis dampak penggunaan modul pembelajaran fisika berbasis
kinesthetic, intellectual, v isual, auditory, repetition terhadap keterampilan pemecahan masalah dan hasil belajar pada materi suhu dan kalor.
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D)
dengan alur ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu analisis (analysis), perencanaan (design), pengembangan (development), penerapan (implementation), dan penilaian (evaluation). Modul divalidasi oleh dua ahli materi, satu ahli bahasa, satu ahli media, dua reviewer, dan empat peer reviewer. Uji coba kecil dari modul pembelajaran fisika berbasis kinesthetic, intellectual, v isual, auditory, repetition dilaksanakan di SMAK Kanisius Bharata Karanganyar dengan melibatkan 8 siswa. Uji lapangan dilaksanakan di kelas X Sosial 4 SMA Negeri 1
Sambungmacan Sragen. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dapat disimpulkan
bahwa: 1) modul pembelajaran fisika berbasis kinesthetic, intellectual, v isual, auditory, repetition layak digunakan berdasarkan hasil penilaian dari para validator dengan persentase sebesar 85,68%; 2) modul pembelajaran fisika berbasis kinesthetic, intellectual, v isual, auditory, repetition diimplementasikan dengan baik dalam pembelajaran dengan persentase sebesar 71,36?n memiliki nilai kepraktisan yang tinggi dengan persentase sebesar 81,25%; 3) modul pembelajaran fisika berbasis kinesthetic, intellectual, v isual, auditory, repetition memberikan dampak positif bagi siswa karena dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dengan N-gain score sebesar 0,4 dan siswa yang mencapai ketuntasan belajar di atas KKM sebesar 62%.