Abstrak


Pengaruh Ekstrak Tumbuhan Tapak Liman (Elephantopus scaber L.) Terhadap Gambaran Histopatologis Ginjal Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Model Diabetes Mellitus


Oleh :
Muhammad Hafizhan - G0014164 - Fak. Kedokteran

Pendahuluan: Tumbuhan tapak liman (Elephantopus scaber L.)memiliki kandungan flavonoid yang bersifat antioksidan, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah dan berpotensi dapat menurunkan komplikasi diabetes mellitus berupa nefropati diabetikum. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian dan peningkatan dosis ekstrak tumbuhan tapak liman (Elephantopus scaber L.) terhadap gambaran histopatologis ginjal tikus putih model diabetes mellitus.
Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan post test only control group design. Sampel berupa 28 tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dengan galur Wistar, dibagi menjadi 4 kelompok (KKN, KK-, KP1, dan KP2). KKN tidak diberikan streptozotocin dan nikotinamid serta ekstrak tumbuhan tapak liman (Elephantopus scaber L.). KK-, KP1, dan KP2 diinduksi dengan streptozotocin dan nikotinamid pada hari ke-8 untuk pembuatan tikus model diabetes mellitus. Ekstrak tumbuhan tapak liman (Elephantopus scaber L.) dengan dosis 150 mg/kgBB/hari dan 300 mg/kgBB/hari masing-masing diberikan kepada KP1 dan KP2 pada hari ke-16 hingga hari ke-43. Terminasi dilakukan pada hari ke-43 dan dilakukan pengambilan ginjal kiri dan kanan untuk pembuatan preparat dengan pengecatan periodic acid schiff. Skor kerusakan glomerulus diamati dengan mikroskop cahaya pada perbesaran 1000x. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji Kruskall-Wallisdan dilanjutkan dengan uji post hoc Mann Whitney.
Hasil: Proporsi tertinggi kelompok hewan uji dengan kerusakan glomerulus derajat 3 terdapat pada KK- yaitu sebanyak 64.28%. Proporsi kerusakan derajat 3 menurun pada KP1 dan KP2, berturut-turut sebesar 17.15?n 21.44%. Hasil uji Kruskall-Wallis diperoleh perbedaan yang bermakna di antara keempat kelompok sampel (p=0.000). Pada uji post hoc Mann-Whitney didapatkan perbedaan signifikan diantara semua kelompok (p=0.000) kecuali antara KP1 dan KP2. Antara KP1 dan KP2 menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan dengan nilai p=0,387.
Simpulan: Pemberian ekstrak tumbuhan tapak liman (Elephantopus scaber L.) dapat memperbaiki gambaran histopatologis ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) model diabetes mellitus, tetapi peningkatan dosis ekstrak tumbuhan tapak liman (Elephantopus scaber L.) pada dosis 300 mg/kgBB tidak memberikan perbaikan gambaran histopatologis ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) model diabetes mellitus.