Abstrak


Pertumbuhan bibit stek lada (Piper nigrum Linnaeus) pada beberapa macam media dan konsentrasi auksin


Oleh :
Siti Amanah - H0104084 - Fak. Pertanian

ABSTRAK Lada (Piper nigrum L.) merupakan komoditas ekspor dan menjadi salah satu sumber devisa negara Indonesia. Oleh karena itu, perlu dikembangkan budidaya yang baik untuk meningkatkan produksi, diantaranya dengan memperbaiki pembibitan tanaman lada secara vegetatif dengan menggunakan media yang tepat (pemanfaatan limbah organik) dan didukung dengan penggunaan auksin. Penelitian ini bertujuan menemukan media tanam dan konsentrasi auksin terbaik serta interaksi antara keduanya. Penelitian dilaksanakan di Manyaran Wonogiri pada bulan Agustus-November 2008. Penelitian disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah variasi media yang terdiri atas tiga macam yaitu: tanah, tanah + pupuk kandang, dan tanah + pupuk kandang + sekam. Faktor kedua adalah konsentrasi auksin yaitu 0 g/l; 12,5 g/l; 25 g/l; 37,5 g/l; dan 50 g/l. Variabel pengamatan meliputi saat tumbuh tunas, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, panjang akar, dan persentase stek hidup. Data dianalisis dengan analisis ragam berdasarkan uji F 5% dan 1%. Jika berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT 5%. Selain itu, jika terjadi interaksi dilanjutkan dengan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan macam media berpengaruh nyata terhadap panjang tunas. Tunas terpanjang terdapat pada media tanah + pupuk kandang + sekam (12,28 cm), diikuti media tanah + pupuk kandang (10,57 cm), dan media tanah (6,15 cm) pada peringkat dibawahnya. Konsentrasi auksin berpengaruh nyata terhadap panjang tunas dan jumlah akar.Tunas terpanjang terdapat pada konsentrasi auksin 12,5 g/l (15,14 cm), diikuti konsentrasi auksin 50 g/l, 25 g/l, 0 g/l, dan 37,5 g/l pada peringkat dibawahnya (12,05 cm; 7,72 cm; 7,67 cm; 5,75 cm). Jumlah akar terbanyak terdapat pada dua konsentrasi auksin yaitu 0 g/l dan 12,5 g/l (7,78), diikuti konsentrasi auksin 50 g/l, 25 g/l, dan 37,5 g/l pada peringkat dibawahnya (4; 3,43; 2,33). Interaksi antara perlakuan tampak pada jumlah akar dan persentase stek hidup. Jumlah akar pada media tanah menunjukkan respon parabolik dengan konsentrasi auksin. Jumlah akar menurun dan meningkat kembali dengan peningkatan konsentrasi auksin. Jumlah akar pada media tanah + pupuk kandang dan pada media tanah + pupuk kandang + sekam dengan konsentrasi auksin memberikan pola yang sama (mendekati linier). Sebagian besar media menghasilkan persentase stek hidup 100% dengan penggunaan auksin, namun pada media tanah + pupuk kandang dengan konsentrasi auksin 25 g/l dan pada media tanah + pupuk kandang + sekam dengan konsentrasi auksin 50 g/l menyebabkan persentase stek hidup masing-masing sebesar 33,33% dan 66,67%.