;
LES derajat berat menyebabkan mortalitas paling tinggi, di mana terapi metil prednisolon dosis tinggi (high dose) masih menjadi terapi utama pada LES derajat berat. Teknik pemberian terapi kortikosteroid pada LES derajat berat masih kontroversi, data penelitian mengenai efektivitas terapi metilprednisolon 500 mg dosis tunggal dan dosis terbagi masih sangat sedikit. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi terapi pada LES derajat berat untuk mengetahui keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaab pemberian dosis tunggal
500mg dan dosis terbagi metil prednisolon terhadap Perdarahan Saluran Cerna dan Rerata Lama Perawatan pada pasien LES.
Penelitian eksperimental dengan prospective randomized controlled trial dilakukan pada pasien LES di ruang rawat inap RSUD dr. Moewardi. Dua puluh empat pasien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang diberikan terapi metilprednisolon 500 mg dosis tunggal dan kelompok yang diberikan terapi metilprednisolon dosis terbagi. Masing-masing kelompok di awasi adakah Perdarahan Saluran Cerna sebelum dan sesudah terapi dan Rerata Lama Perawatan.
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok pemberian terapi metil prednisolon pulse dosis tunggal terjadi pendarahan saluran cerna sebesar 75,0%, sedangkan kelompok pemberian terapi dosis terbagi sebesar 50% terjadi pendarahan saluran cerna, dengan nilai p=0,206. Lama rawat pada kelompok terapi metil prednisolon pulse dosis tunggal rata-rata 17,75 +1,48 hari dan dosis terbagi dengan lama rawat rata-rata 18,25 +1,22 hari, dengan nilai p=0,511.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua teknik pemberian terapi metilprednisolon 500 mg tidak menunjukkan perbedaan yang secara statistik signifikan pada Perdarahan Saluran Cerna dan Rerata Lama Perawatan.
Kata kunci : metilprednisolon dosis tinggi, LES, Perdarahan Saluran Cerna, Rerata Lama Perawatan.