Abstrak


Transformasi Ekonomi Rumah Tangga dan Niat Petani Meninggalkan Sektor Pertanian


Oleh :
Nuriah Yuliati - T651408003 - Sekolah Pascasarjana

Abstrak

Masalah empiris menurunnya jumlah rumah tangga pertanian merupakan salah satu perwujudan proses transformasi ekonomi rumah tangga petani. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian Indonesia secara rata-rata sebesar 1,77 persen per tahun.  Sebenarnya, penurunan tenaga kerja pertanian beralih ke sektor non pertanian pada awal masa transformasi struktural ditemukan di berbagai negara.  Namun, prospek pengembangan sektor pertanian berhubungan  dengan jumlah rumah tangga petani dan kualitas skill yang dimiliki sebagai subjek maupun objek pembangunan pertanian. Oleh karena itu, transformasi rumah tangga petani yang tidak dikendalikan dengan baik akan menjadi masalah krusial dalam pengembangan sektor pertanian. Padahal, rumah tangga petani sebagai bagian dari struktur perekonomian negara merupakan elemen penting sehingga perlu keberdayaan  yang berkelanjutan.   Menemukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transformasi ekonomi rumah tangga petani bermanfaat bagi pengembangan khasanah ilmu pengetahuan ekonomi pertanian dan menyumbang masukan dalam pengambilan kebijakan pengembangan pertanian.
Keaslian penelitian ini didasarkan atas penelusuran pustaka, bahwa: (1) belum ada penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi transformasi ekonomi rumah tangga petani dan (2) belum ada penelitian yang menggunakan teori manajemen perusahaan dengan variabel niat meninggalkan perusahaan (intention to leave) pada penelitian pertanian.  Tujuan penelitian adalah: (1) mengidentifikasi kontribusi pendapatan pertanian dan pendapatan non pertanian terhadap pendapatan rumah tangga petani; (2) menganalisis hubungan antara penggunaan tenaga kerja, produksi, dan konsumsi rumah tangga petani; (3) mengidentifikasi kesempatan kerja bagi ekonomi rumah tangga petani;  (4)  menganalisis pengaruh kesempatan kerja terhadap niat petani meninggalkan sektor pertanian; (5) menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi transformasi ekonomi rumah tangga petani; dan (6) menganalisis pengaruh transformasi ekonomi rumah tangga terhadap niat petani meninggalkan sektor pertanian.
Metode penelitian secara holistik, mulai dari penetapan lokasi penelitian kemudian  kaitan  dan  konsekuensinya terhadap  populasi  dan  teknik penentuan sampel disebut multistage sampling.  Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive method) dengan dasar pemilihan: tempat tinggal mayoritas petani padi; memiliki jumlah rumah tangga petani menurun, sedangkan jumlah industri meningkat; dan penduduk bermata pencaharian ganda/rangkap pertanian dan non pertanian lebih banyak dibandingkan dengan daerah lain yang setingkat. Daerah penelitian terpilih adalah Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Pasuruan, Kecamatan Bangil, dan Kelurahan Kolursari, Dermo, Kalirejo, Desa Masangan, Manaruwi dan Desa Tambakan.  Populasi penelitian adalah rumah tangga petani padi (RTP) pemilik lahan yang bermatapencaharian ganda, pertanian dan non

pertanian.  Ukuran sampel di masing-masing desa sebesar 60 RTP sehingga total sampel 360 RTP, diambil secara Simple Random Sampling. Metode pengumpulan data meliputi teknik wawancara dengan kuesioner terpola, teknik observasi, wawancara bebas dengan informan kunci, catatan lapangan, dan data sekunder. Data primer dan sekunder bersifat komplementer.   Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data berupa variabel dan atau indikator berbentuk reflektif atau formatif.  Pengukuran indikator menggunakan skala sikap Likert.  Analisis tujuan pertama, dan ketiga menggunakan statistika deskriptif.   Analisis tujuan kedua menggunakan statistika inferensi persamaan simultan model ekonometrik dengan metode pendugaan Two Stage Least Squares (2SLS) yang diolah menggunakan software Eviews 9.  Analisis  tujuan keempat, kelima, dan keenam menggunakan statistika inferensi   Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least Square (PLS) memakai software WarpPLS versi 5.
Hasil penelitian kontribusi pendapatan sektor non pertanian terhadap pendapatan rumah tangga petani padi di lokasi penelitian sebesar 76,13 persen lebih besar daripada kontribusi pendapatan sektor pertanian. Dengan demikian, eksistensi sektor pertanian di daerah penelitian semakin krisis seiring dengan waktu berjalannya proses transformasi ekonomi rumah tangga petani.  Kondisi ini tidak kondusif bagi pencapaian keberhasilan pembangunan pertanian sehingga sektor pertanian semakin terpinggirkan atau ditinggalkan oleh petani sendiri.
Model ekonomi rumah tangga petani memperlihatkan bahwa penggunaan sumberdaya tenaga kerja, pengelolaan proses dan hasil produksi, serta pengelolaan konsumsi rumah tangga petani berlangsung dalam keterpaduan keputusan dan aktifitas. Peningkatan faktor produksi diikuti oleh meningkatnya produksi padi, sementara curahan kerja usahatani dan non pertanian tetap intensif.  Peningkatan pendapatan rumah tangga diikuti oleh meningkatnya pengeluaran pangan non pangan sebagai konsekuensi gaya hidup modern dalam proses transformasi. Pendapatan dari sektor pertanian dan dari sektor non pertanian bersifat komplemen dalam memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan.
Di sektor pertanian, petani melakukan usahatani padi, semangka, dan blewah. Usaha tani padi dikenal untuk memenuhi kebutuhan pangan, sedangkan semangka dan blewah dikenal sebagai tanaman komersial yang bernilai ekonomi tinggi.  Di sektor non pertanian ada 12 macam pekerjaan ganda anggota rumah tangga petani, yaitu sebagai pedagang, pegawai pabrik, kuli bangunan, angkutan, pegawai negeri, makelar, satpam, penjahit/bordir, pengrajin emas/perak, persewaan alat pesta, bengkel motor, dan dokter. Profesi pedagang dan pegawai pabrik memiliki kontribusi pendapatan tertinggi (dua besar), masing-masing berturutan  sebesar 31,00 %, dan 29,00 %.   Sebaliknya profesi persewaan alat angkutan memiliki kontribusi pendapatan terendah dalam tiga kecil (persewaan alat pesta, dokter, dan bengkel motor), masing-masing berturutan sebesar 0,20 %, 0,30 %, dan 0,35 %.
Pekerjaan ganda terbesar sebanyak 53,13 persen sebagai pegawai pabrik kebanyakan adalah anak petani, sedangkan 24,61 persen sebagai pedagang kebanyakan adalah orang tua. Beragamnya pekerjaan ganda rumah tangga tani memudahkan terjadinya proses transformasi meninggalkan sektor pertanian, jika menjadi petani murni tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Kesempatan kerja rumah tangga petani mendeskripsikan ketersediaan lapangan  kerja  dan  alternatif  tingkat  upah. Tingkat  upah/jam  pegawai pabrik

Rp 26.371,25/jam lebih tinggi daripada sebagai pedagang Rp15.583, 33/jam, sehingga kebanyakan rumah tangga tani lebih banyak memilih pegawai pabrik. Jika proses transformasi ekonomi rumah tangga petani sampai pada taraf meninggalkan sektor pertanian, maka menjadi pegawai pabrik dan berdagang adalah alternatif pilihannya. Upah di sektor non pertanian merepresentatifkan variabel kesempatan kerja berdasarkan nilai Indicator Weight tertinggi sebesar 0,696 dibandingkan dengan indikator lainnya. Lain sisi, indikator niat meninggalkan sektor pertanian direpresentatifkan oleh indikator berhenti kerja dengan nilai faktor loading tertinggi 0,772 dibandingkan nilai faktor loading indikator pindah kerja (0,742) dan faktor loading  kepuasan kerja (0,724).
Faktor-faktor yang berpengaruh positif signifikan terhadap transformasi ekonomi rumah tangga petani adalah faktor ekonomi, sosial, modernisasi diri, dan partisipasi dalam pembangunan. Faktor yang berpengaruh negatif signifikan terhadap transformasi ekonomi rumah tangga petani adalah faktor karakteristik petani. Faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap transformasi ekonomi rumah tangga petani adalah faktor kultural.
Transformasi ekonomi rumah tangga petani berpengaruh positif terhadap niat petani meninggalkan sektor pertanian. Kesejahteraan petani dengan indikator pendapatan rumah tangga dan proporsi pengeluaran konsumsi berpengaruh significant negatif, diinterpretasikan bahwa kesejahteraan petani memperlemah pengaruh transformasi terhadap niat petani meninggalkan sektor pertanian.  Petani yang tidak sejahtera lebih terdorong niatnya untuk meninggalkan sektor pertanian. Sebalikya,  petani  yang  sejahtera niatnya melemah untuk meninggalkan  sektor pertanian.
Temuan penelitian di daerah penelitian beberapa Desa dan Kelurahan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur mengungkapkan bahwa: (1) transformarsi ekonomi rumah tangga petani dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan: (a) produktivitas tenaga kerja rumah tangga di sektor non pertanian; (b) keterlibatan petani pada organisasi kemasyarakatan dalam bidang sosial; (c) gaya hidup cerminan modernisasi diri; dan (d) keikutsertaan dalam kegiatan pembangunan. Semakin tua petani dengan keterbatasan fisik dalam karakteristik petani, kurang kondusif bagi proses transformarsi; dan (2) meningkatnya transformasi ekonomi rumah tangga petani maupun meningkatnya kesempatan kerja mengakibatkan niat petani meninggalkan sektor pertanian yang diperkuat dengan kondisi rendahnya kesejahteraan petani.
Kebijakan untuk mengendalikan niat petani bertransformasi adalah dengan program:
1. Peningkatan kesejahteraan petani dengan menggerakkan bidang agribisnis dan agroindustri. Argumentasinya: (1) secara empirik perdagangan dan pegawai pabrik adalah dua mata pencaharian ganda yang banyak dilakukan orang tua dan anak petani; (2) secara uji analitik dan fakta empirik petani masih intensif dalam berusahatani.
2. Peningkatan   kesejahteraan   petani   dapat   dilakukan   diantaranya   dengan meningkatkan keikutsertaan petani dalam pembangunan sektor pertanian dan peningkatan produktivitas pertanian untuk kesejahteraan petani.  Argumentasinya, kedua indikator telah terbukti merepresentasikan variabel yang berpengaruh positif terhadap transformasi petani.

3. Penguatan  pembangunan  pertanian  dengan  lebih  mendayagunakan  sasaran petani berusia muda. Argumentasinya, kebanyakan anak petani tidak berminat bekerja di sektor pertanian.

Kata Kunci : Transformasi Ekonomi, Rumah Tangga Petani, Kesempatan Kerja, Niat Meninggalkan Pertanian