Abstrak


Model Pemberdayaan Ibu Hamil dalam Kesiapan Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif


Oleh :
Sri Mulyani - T641302002 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK 

United Nations Children's Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah 5 tahun (UNICEF, 2000). Cakupan menyusui eksklusif masih sangat rendah, berdasarkan data dari Kemenkes tahun 2017 cakupan ASI eksklusif nasional tahun 2016 untuk bayi 0-6 bulan sebesar 29.5%. Kegagalan pemberian ASI eksklusif umumnya disebabkan karena terganggunya proses laktasi, hal ini bisa dicegah jika ibu mempersiapkan sejak dini. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif: pengetahuan, motivasi, karakteristik dari ibu, akses informasi, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dan adanya promosi serta pemasaran susu formula yang semakin gencar. Disamping permasalahan di atas informasi tentang cara menyusui yang baik dan benar belum menjangkau sebagian besar perempuan/ibu hamil. Dengan teknik menyusui yang benar maka proses laktasi semakin lancar dan ibu akan mendapatkan kualitas dan kuantitas ASI yang baik. Untuk itu perlu kesiapan ibu hamil dalam pemberian ASI eksklusif (Amin, 2011; Tesfaye, 2012).  Peningkatan pemberian ASI merupakan kegiatan strategis, karena dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi sekaligus juga akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (Kemenkes, 2008). Upaya terobosan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif adalah melalui upaya pemberdayaan masyarakat. dimana pemberdayaan masyarakat ini merupakan proses partisipasi yang memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada masyarakat untuk mengkaji dan mengenali masalah yang dihadapi serta melaksanakan kegiatan yang dirancang untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan model pemberdayaan ibu hamil dalam kesiapan pemberian ASI eksklusif. Dengan melakukan kesiapan baik fisik maupun psikologis maka akan meningkatkan keberhasilan ibu dalam pemberian ASI eksklusif, sehingga target pemerintah dalam pemberian ASI eksklusif bisa tercapai. 

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil anak pertama di Surakarta. Tehnik sampling menggunakan proportional cluster random sampling, Jumlah sampel 150 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data dikumpulkan tentang pengetahuan, sosial budaya, akses informasi, dukungan keluarga, motivasi, dukungan tenaga kesehatan, dan kesiapan ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Analisis reliabilitas pengukuran skala dihitung menggunakan statistik cronbach’s alpha ? 0,70 (pengetahuan 0,91, sosial budaya 0,89, akses informasi 0,92, dukungan keluarga 0,94, motivasi 0,91, dukungan tenaga kesehatan 0,95, dan kesiapan ibu 0,95). Analisis kuantitatif menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).

Penelitian ini menggunakan dan mengkombinasikan  lima teori dasar yaitu; (1) teori Health Belief Model dari Rosenstock (Sulaeman, 2016), (2) teori Harapan dari Viktor (Luthans, 2011), (3) teori Perkembangan dari Erikson (Santrok, 2002), (4) teori Laktasi dari Soetjiningsih (1997), dan (5) teori Precede-Proceede dari Green (2005). Model yang dibangun dalam penelitian ini mengandung dua unsur penting yaitu struktur model dan parameter model. Struktur model menggambarkan skema hubungan antar variabel, parameter model memberi informasi sifat hubungan antar variabel. Konstruksi model yang dibangun dalam penelitian terdiri dari variabel: (1) pengetahuan, (2) sosial budaya, (3) akses informasi, (4) motivasi, (5) dukungan keluarga, (6) dukungan petugas kesehatan, dan (7) kesiapan ibu dalam pemberian ASI eksklusif. 

Hasil Analysis Confirmatory Factor (CFA) terdapat hubungan yang signifikan antara variabel laten dengan masing-masing indikatornya, kecuali indikator teknik menyusui (X1.4) dengan nilai p 0,901, indikator nilai/keyakinan tentang makanan     (X2.2) dengan nilai p 0,588, Indikator perhatian (X4.2) dengan nilai p 0,191, dan indikator kesiapan kesehatan bayi (Y.5) dengan nilai p 0,811. Indikator-indikator tersebut di atas mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan masing-masing variabel latennya. Hasil uji statistik hubungan antar variabel didapatkan hubungan yang signifikan antara: (1) variabel pengetahuan (X1) dan variabel motivasi (X5) dengan nilai p 0,011, (2) variabel sosial budaya (X2) dengan variabel motivasi (X5) didapatkan nilai p 0,010, (3) variabel akses informasi (X3) dengan variabel motivasi (X5) didapatkan nilai p <0 xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed>