Abstrak


Identifikasi sektor pertanian dan perannya dalam mengurangi ketimpangan pendapatan di Kabupaten Blora


Oleh :
Ahmad Rikho Ahsanul Fikri - H0813009 - Fak. Pertanian

ABSTRAK

Pembangunan ekonomi merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perekonomian melalui sektor-sektor ekonomi suatu daerah. Pembangunan ekonomi memiliki indikator-indikator yang menjadi tolok ukur dan sifatnya harus dipenuhi, antara lain pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu peningkatan output yang di hasilkan oleh sektor-sektor ekonomi yang berdampak pada meningkatnya akumulasi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Selama ini pemerintah daerah selalu mengupayakan kebijakan untuk meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal tersebut merupakan hal yang wajar karena pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan nilai akumulasi PDRB, dan akan berdampak pada tingginya PDRB perkapita suatu daerah. Indikator PDRB perkapita suatu daerah dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi yang ideal harus mengupayakan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sektor ekonomi yang mana berdampak pada pemerataan pendapatan. Sektor pertertanian di Kabupaten Blora merupakan sektor utama dimana sektor tersebut pada 2015 berkontribusi sebesar 25% total PDRB Kabupaten Blora. Sektor pertanian menjadi penggerak dalam upaya mendorong terjadinya pembangunan di di Kabupaten Blora. tujuan dari penelitian adalah mengetahui basis atau tidaknya sektor pertanian dan mengidentifikasi seberapa besar sektor pertanian berkontribusi dalam mengurangi ketimpangan pendapatan antar Kecamatan di Kabupaten Blora. Metode yang digunakan yaitu analisis Tipologi Klasen, Location Quontient (LQ) dan Indeks Williamson.
Hasil penelitan menunjukkan dalam kurun waktu 2012-2015 pengelompokan sektor pertanian berdasarkan Tipologi Klasen menunjukkan sektor pertanian Kecamatan Cepu dan Blora tergolong relatif terbelakang sedangkan sektor pertanian Kecamatan Bogorejo, Japah, Jepon, Jiken, Kradenan, Kunduran, Ngawen, Tujungan, Banjarejo, Jati, Kedungtuban, Randublatung, Sambong dan Todanan tergolong dalam sektor potensial. Penggolongan sektor berdasarkan tipologi klassen berpedoman pada kinerja sektor ekonomi suatu daerah yaitu laju pertumbuhan dan kontribusi sektor pertanian. Berbeda dengan  analisis Location Quontient (LQ) yang berpedoman pada kontribusi, sektor pertanian antar Kecamatan di Kabupaten Blora pada tahun 2102-2105 tergolong dalam sektor basis kecuali Kecamatan Cepu dan Blora. Nilai LQ dalam kurun waktu tersebut juga mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Indeks Williamson, sektor pertanian masing-masing Kecamatan di Kabupaten Blora berperan dalam mengurangi ketimpangan pendapatan kecuali Kecamatan Ngawen. Peranan ini dapat dilihat dari hasil analisis bahwa ketimpangan pendapatan semakin meningkat ketika PDRB sektor pertanian dikeluarkan dari perhitungan.