Abstrak


Kajian Kearifan Lokal Upacara Adat Ganti Langse Palenggahan Ageng Srigati dalam Perspektif Makna Budaya Masyarakat di Desa Babadan, Paron, Ngawi dan Relevansinya sebagai Materi Ajar di SMP


Oleh :
Refita Diya Rina Ningsih - K4215049 - Fak. KIP

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menjelaskan sejarah, prosesi, kearifan lokal, dan makna budaya dalam upacara adat Ganti Langse Palenggahan Ageng Srigati di Desa Babadan. Selanjutnya hasil temuan tersebut akan direlevansikan dengan materi ajar di SMP.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan antropologi sastra. Data dalam penelitian ini berupa transkrip hasil wawancara dan dokumentasi peristiwa. Sumber data dalam penelitian ini berupa informan, tempat, peristiwa, dan dokumen. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan pengkajian dokumen. Teknik uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Tahap analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan: (1) Upacara adat Ganti Langse Palenggahan Ageng Srigati dilakukan masyarakat Desa Babadan sejak ditemukannya gundukan tanah yang dipercaya sebagai petilasan Prabu Brawijaya V. Sejak saat itu hingga sekarang masyarakat melakukan ritual ganti langse di malam 15 Sura, (2) Prosesi ritual ganti langse dibagi dalam dua sesi, yakni sesi siang dan malam. Prosesi di siang hari meliputi prosesi kirab langse dan pasrah panampi, sedangkan sesi malam hari meliputi prosesi ganti langse, wilujengan, dan lorodan, (3) Kearifan lokal dalam upacara adat ganti langse yaitu kearifan lokal yang tidak berwujud (abstrak) dan kearifan lokal berwujud fisik (konkret). Dari kedua bentuk kearifan lokal tersebut yang lebih dominan adalah kearifan lokal yang berwujud fisik (konkret), (4) Ritual Ganti Langse Palenggahan Ageng Srigati secara religius dimaknai sebagai perwujudan rasa syukur terhadap Tuhan YME, sedangkan secara sosial dimaknai sebagai sarana bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat lain. Dari kedua makna tersebut yang lebih dominan adalah makna secara religi, (5) Upacara adat Ganti Langse Palenggahan Ageng Srigati relevan dengan pembelajaran Bahasa Jawa di SMP karena sesuai dengan silabus, serta upacara adat tersebut dapat menambah wawasan siswa tentang keanekaragaman kebudayaan Jawa dan nilai-nilai yang dikandungnya dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan.

Kata Kunci : Upacara adat Ganti Langse Palenggahan Ageng Srigati, kearifan lokal, makna budaya, materi ajar