Perpustakaan UNS mengalami peningkatan konsumsi daya listrik dari bulan Maret hingga Mei 2019, sehingga perlu dilakukan audit energi guna mengetahui sejauh mana efisiensi penggunaan energi, upaya efisiensi energi tersebut harus dilakukan tanpa mengorbankan kenyamanan pengguna bangunan. Aktifitas membaca merupakan aktifitas utama yang dilakukan di perpustakaan sehingga diperlukan kondisi pencahayaan yang baik untuk menunjang kenyamanan visual pengguna bangunan. Kondisi pencahayaan existing di perpustakaan UNS sebagian besar tidak sesuai dengan standar SNI 6197-2011, diketahui bahwa 84% ruangan di Perpustakaan UNS memiliki iluminasi (E) yang tidak sesuai dengan iluminasi (E) minimum yang dipersyaratkan oleh SNI 6197-2011, sedangkan 16% ruangan di Perpustakaan UNS memiliki iluminasi (E) yang sesuai dengan iluminasi (E) minimum. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pencahayaan buatan di Perpustakaan UNS. Perbaikan pencahayaan buatan menggunakan pendekatan fuzzy AHP untuk menentukan lampu yang akan digunakan, metode ini dipilih karena mampu mengatasi ambiguitas dalam pengambilan keputusan yang bersifat subyektif.
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa lampu terpilih dari metode fuzzy AHP adalah philips dengan bobot sebesar 43%. Hasil perhitungan nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) untuk rancangan perbaikan pencahayaan buatan yaitu 6% ruangan masuk kedalam kategori sangat efisien, 85?isien, 5% cukup efisien, dan 1% masuk kedalam kategori sangat boros, masih terdapat 1% ruangan yang masuk kedalam kategori sangat boros yaitu Kopma. Kondisi tersebut disebabkan karena adanya beban daya listrik yang sangat besar yang berasal dari dua buah kulkas, dikarenakan daya pada peralatan listrik dan AC diasumsikan tetap sehingga menyebabkan hasil perhitungan IKE menjadi tinggi dan masuk kedalam kategori sangat boros.
Kata kunci: Pencahayaan buatan, Perpustakaan, Fuzzy AHP, Intensitas Konsumsi Energi