Abstrak


Model persediaan dual channel closed-loop supply chain dengan proses remanufacturing dan refurbishing


Oleh :
Dian Indah Sulistyaningrum - M0115014 - Fak. MIPA

RINGKASAN


Dian Indah Sulistyaningrum. 2019. MODEL PERSEDIAAN DUAL CHANNEL CLOSED-LOOP SUPPLY CHAIN DENGAN PROSES REMANUFACTURING DAN REFURBISHING. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret.

Closed loop supply chain (CLSC) adalah supply chain yang melibatkan pr-ses pengolahan produk bekas. Pada penelitian ini digunakan kebijakan berdasar-kan imbalan dalam memperoleh produk bekas yang dibutuhkan. Remanufacturing adalah proses pemulihan produk bekas menjadi produk dengan kualitas dan harga seperti produk baru. Namun, beberapa produk bekas tidak memenuhi standar untuk di lakukan remanufacturing, sehingga diperlukan refurbishing yang meng-hasilkan produk dengan kualitas lebih rendah. Perkembangan teknologi membuat produsen melakukan penjualan secara dual channel, yaitu media offline melalui pengecer dan media online langsung ke konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model persediaan dual chan-nel CLSC yang terdiri dari empat pelaku utama, yaitu produsen, dua pengecer, dan pengepul. Produk baru dijual secara offline melalui pengecer 1 dan secara online. Produk hasil refurbishing dijual ke pasar sekunder hanya secara offline melalui pengecer 2. Model yang diperoleh merupakan fungsi keuntungan gabungan para pelaku utama. Kemudian, mencari penyelesaian optimum model dengan menentukan harga jual produk baru dan imbalan dengan memaksimumkan keun-tungan gabungan. Selanjutnya, model diterapkan pada suatu kasus dan dilakukan analisis hasil.

Pada penerapan model diperoleh keuntungan sebesar $7453.07. Setelah di-lakukan analisis hasil, produk kualitas rendah dapat dijual grosir sebesar 40.2%? 47.6?ri harga grosir produk baru. Keuntungan maksimum dalam sistem dipe-roleh seiring dengan bertambahnya nilai proporsi konsumen yang membeli pada media offline, parameter sensitivitas harga, sensitivitas waktu tunggu, proporsi produk bekas yang dikumpulkan oleh pengepul, dan probabilitas lolos tahap ins-peksi untuk dilakukan remanufacturing dalam batasan berturut-turut [0:63; 1), [0; 0:16], [0; 1], (0:57; 1), dan (0; 1).