;
Tujuan penelitian ini untuk (1) Mengembangkan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Experiential Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran matematika yang valid dan praktis, serta (2) mengetahui keefektifan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasidengan Experiential Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran matematika materi geometri bangun di kelas V Sekolah Dasar di Surakarta. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D). Menurut Borg & Gall dalam Sukmadinata, prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian. Pada tahap pendahuluan bertujuan untuk mengetahui keadaan awal dan kebutuhan peserta didik pada kelas V di Kecamatan Pasarkliwon Surakarta. Tahap pengembangan dilakukan mulai dari desain awal model kemudian validasi model oleh ahli. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan analisis dokumen. Untuk menguji keefektifan model dilakukan menggunakan uji-t independent. Teknik analisis data pada penelitian menggunakan analisis interaktif dan analisis statistik deskriptif.
Proses dan hasil pengembangan model Problem based learning terintegrasi Experiential learning mencangkup tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan. Hasil dari studi pendahuluan yaitu dibutuhkan variasi model pembelajaran yang menekankan peserta didik aktif yang menekankan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang dipadukan dengan dasar pemberian pengalaman terlebih dahulu untuk menyamakan persepsi peserta didik agar lebih mudah dan melancarkan pemahaman peserta didik dalam mengkaji permasalahan. Produk yang dikembangkan dalam model pembelajaran Problem based learning terintegrasi Experiential learning berupa sintaks dan perangkat pendukung meliputi RPP, media pembelajaran, materi ajar dan lembar kerja peserta didik. Hasil tahap pengembangan menunjukkan rerata Rpp Sebesar 3,80, validasi materi ajar sebesar 3,82 dan validasi lembar kerja sebesar 3,78. Dengan menggunakan skala 1-5, penilaian validasi sintaks dan perangkat pendukung pembelajaran tersebut termasuk dalam kriteria sangat baik. Hasil uji keefektifan model pembelajaran Problem based learning terintegrasi Experiential learning menggunakan uji-t independent dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh = -9,278 < = , maka dapat disimpulkan bahwa uji H? ditolak.
Artinya bahwa model problem based learning terintegrasi experiential learning efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran matematika.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, model problem based learning, experiential
learning, pembelajaran matematika