Abstrak


Pembangunan Ontology Berbasis Metode Methontologi untuk Domain Tuberkulosis


Oleh :
Khavid Wasi Triyoga - M0513026 - Fak. MIPA

Tuberculosis merupakan penyakit kronik yang telah lama dikenal masyarakat luas karena menular. Salah satu cara untuk mencegah bertambahnya pasien yang menderita penyakit tuberculosis adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk mampu berperan
menangani kasus yang terjadi pada penyakit tuberculosis. Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pengetahuan penyakit tuberculosis dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk mampu
berperan menangani kasus yang terjadi pada penyakit tuberculosis melalui media informasi. Salah satu pendekatan yang memungkinkan untuk menjembatani masalah ini adalah pemanfaatan Web Semantic yang memanfaatkan teknologi ontology. Dari berbagai macam metodologi untuk membangun ontology, salah satunya adalah methontologi. Methontologi dipilih karena memiliki keunggulan dalam pengembangan domain yang mandiri yang meliputi proses pengembangan yang lebih luas dan secara terperinci dibandingkan metode lainnya. Model ontology menggunakan methontologi ini mengambil fokus tentang penyakit tuberculosis umum dan ekstra paru, sampai penjelasan tentang SOP tentang penanganan pasien tuberculosis dengan kasus baru maupun pasien tuberculosis yang pernah berobat. Disamping itu, juga diberikan pengenalan terhadap efek samping obat tuberculosis (OAT)
agar masyarakat tak mudah panik dan dapat memberikan pertolongan pertama apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Data yang digunakan didalam penelitian ini telah divalidasi oleh dokter spesialis paru. Dalam penelitian ini berhasil dibangun ontology tuberculosis dengan tujuh kelas utama, yaitu: definisi_pasien, diagnosis, efekOAT, gejalaTb, jenisTb, penanggulangan, dan pengobatan. Proses evaluasi pembangunan menggunakan Schema metric pada Ontology Quality Analysis (OntoQA). Schema metric terdiri dari pengukuran Relationship Richness (RR), Inheritance Richness (IR), dan Attribute Richness (AR). Pengukuran tersebut dapat memberikan evaluasi terhadap karakteristik dan potensi representasi pengetahuan dari rancangan ontologi. Dari hasil pengukuran, didapatkan hasil RR 0,48, IR 3 dan AR 0,90. Nilai RR dan AR mengindikasikan rancangan ontologi masih perlu diperbaiki sehingga potensi pengetahuan yang disampaikan dapat dimaksimalkan.Sementara nilai IR mengindikasikan rancangan ontologi mencakup bidang pengetahuan yang cukup umum. Untuk menguji model ontology, penulis menggunakan prototype aplikasi yang dapat digunakan untuk proses querying. Beberapa pertanyaan juga telah tersedia untuk diuji menggunakan SPARQL. Hasil pengujian menunjukan bahwa informasi yang sudah tersedia dapat digunakan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh user. Dari hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa hasil ontology yang dibangun telah tervalidasi benar sesuai dengan ilmu kedokteran pada penyakit tuberculosis sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat awam terhadap pencegahan tuberculosis.