Abstrak


Dinamika Ketahanan Pangan Rumah Tangga Sangat Miskin Pendekatan Sustainable Livelihood Framework


Oleh :
Dini Yuniarti - T401408016 - Sekolah Pascasarjana

Ketahanan pangan pada satu waktu, belum tentu dapat dicapai pada waktu yang lain. Stabilitas pangan dikaitkan dengan berbagai faktor, salah satunya adalah perubahan iklim, baik El Niño atau La Niña. Studi tentang ketahanan pangan ini juga terkait dengan perbedaan daerah. Tujuan penelitian ini pertama, untuk mengkaji adakah perbedaan ketahanan di kedua musim. Kedua, mengkaji strategi coping yang dipilih oleh rumah tangga saat menghadapi kerentanan akibat iklim. Ketiga, mengkaji dinamika ketahanan pangan rumah tangga sangat miskin terkait dengan perubahan iklim di berbagai wilayah.  Keempat, studi ini menggunakan pendekatan Sustainable Livelihood Framework, untuk mengkaji pengaruh dari aset penghidupan berkelanjutan yaitu modal manusia, modal finansial, modal sosial, modal alam, dan modal fisik pada dinamika ketahanan pangan. Terakhir mengkaji pengaruh perbedaan daerah terhadap ketahanan pangan.

Data yang digunakan adalah data primer dengan dimensi waktu adalah longitudinal, saat terjadi fenomena El Niño (2015) dan  La Niña (2016). Lokasi penelitian di Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo dan Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah sampel penelitian sebanyak 195 rumah tangga sangat miskin penerima Program Keluarga Harapan. Alat analisis meliputi statistik deskriptif, K-Mean Cluster, beda dua rata-rata dan Multinomial Logit. Ada empat kategori sebagai variabel dependen, yaitu rumah tangga yang tahan pangan di kedua musim, rumah tangga yang mengalami perbaikan ketahanan pangan, rumah tangga yang mengalami penurunan ketahanan pangan, dan rumah tangga yang selalu rawan pangan sebagai kategori referensi.

Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan pemenuhan kebutuhan pangan RTSM antar waktu (El Niño dengan La Niña). Rumah tangga telah melakukan strategi coping baik consumption based maupun non-consumption based. Temuan lainnya adalah belum semua aset mampu meningkatkan ketahanan pangan, hanya modal manusia (pendidikan ibu) dan modal keuangan (pendapatan) yang meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga. Sebaliknya, modal finansial (pinjaman) menurunkan ketahanan pangan. Adapun, perbedaan daerah tidak mempengaruhi dinamika ketahan pangan.  Berdasarkan hasil ini maka program intervensi berupa perbaikan pendidikan dan pendapatan berbasis potensi dan budaya lokal menjadi fokus untuk peningkatan pangan dengan menggunakan pendekatan Sustainable Livelihood Framework.