Abstrak


Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka Buku di Perpustakaan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo


Oleh :
Nila Wahyu Oktavia - D1816067 - Fak. ISIP

ABSTRAK

Faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka buku adalah faktor fisik (cahaya, debu, suhu dan kelembaban), faktor biologi ( binatang pengerat dan serangga), faktor kimia (terjadinya oksidasi dan hidrolis) dan faktor-faktor lain (manusia dan bencana alam). Faktor-faktor tersebut perlu diketahui agar dapat diketahui juga pemecahan masalah yang dilakukan untuk meminimalisir faktor kerusakan yang terjadi di Perpustakaan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
Hasil Pelaksanaan Kuliah Kerja Pusdokinfo (KKP) di Perpustakaan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo yaitu mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka buku antara lain ditemukan buku yang berdebu, debu dapat masuk melalui sela-sela buku dan menempel pada kertas sehingga dapat menimbulkan noda pada kertas, dan faktor manusia merupakan faktor terbesar penyebab kerusakan buku di Perpustakaan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo karena kurangnya sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidang perpustakaan sehingga pengelolaan perpustakaan kurang maksimal dan kurangnya kesadaran pengguna dalam menggunakan bahan pustaka buku dengan baik dan benar. Banyak ditemukan buku yang rusak disebabkan faktor manusia yang dikelompokkan menjadi tiga tingkatan kerusakan yaitu kerusakan ringan (penempatan buku tidak sesuai rak kolesi, buku dicorat coret, halaman isi buku dilipat sebagai tanda batas baca), kerusakan sedang (sampul buku lepas, halaman isi buku lepas, buku basah), dan kerusakan berat (halaman isi buku tidak lengkap atau robek, dan buku rapuh), melaksanakan kegiatan pencegahan kerusakan bahan pustaka untuk meminimalisir tejadinya kerusakan pada bahan pustaka buku seperti menempelkan tata tertib pengunjung perpustakaan, menyalakan AC (Air Conditioner) setiap hari, membersihkan rak koleksi buku, memberi kapur barus di rak koleksi buku, mengontrol buku saat pemustaka mengembalikan buku di layanan sirkulasi, menyampuli buku menggunakan sampul plastik, memberikan sanksi kepada peminjam yang merusak atau menghilangkan buku harus mengganti dengan buku yang sama, melakukan shelving dengan menggunakan rak beroda, dan pada saat melakukan shelving buku ke rak koleksi dengan cara menyediakan ruangan dahulu baru dimasukkan. Buku yang sudah mengalami kerusakan diperbaiki dengan cara memindah buku yang salah penempatan di rak koleksi sesuai dengan nomor klasifikasi dan warna label di punggung buku, menghapus coretan pada buku menggunakan penghapus karet, meratakan lipatan pada buku sebagai tanda batas baca menggunakan tangan, melakukan penjilidan pada buku yang sampulnya lepas, melakukan pengeleman menggunakan lem fox putih pada buku yang halaman isi bukunya lepas, mengangin-anginkan buku basah dengan menggunakan kipas angin, dan melakukan pengadaan kembali pada buku yang mengalami kerusakan berat seperti halaman isi buku hilang dan buku rapuh. Penulis juga mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru tentang perpustakaan khususnya di perpustakaan perguruan tinggi.   
Kesimpulan yang dapat penulis berikan secara garis besar yaitu faktor terbesar penyebab kerusakan bahan pustaka buku di Perpustakaan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo adalah faktor manusia, seperti: penempatan buku tidak sesuai rak kolesi, buku dicorat coret, halaman isi buku dilipat sebagai tanda batas baca), sampul buku lepas, halaman isi buku lepas, buku basah, halaman isi buku tidak lengkap atau robek, dan buku rapuh. Untuk meminimalisir terjadinya kerusakan bahan pustaka buku maka dilakukan pencegahan terhadap kerusakan bahan pustaka buku. Adapun cara pencegahan kerusakan yang dilakukan Perpustakaan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo dari faktor tersebut yaitu disesuaikan dengan faktor-faktor penyebab kerusakan yang terjadi dan cara perbaikan kerusakan bahan pustaka buku dilakukan berdasarkan tingkat kerusakan (kerusakan ringan, kerusakan sedang, dan kerusakan berat). Saran yang penulis berikan yaitu perlu menambah sumber daya manusia yang sesuai dengan bidang perpustakaan, perlu menambah ruangan khusus untuk kegiatan pencegahan dan perbaikan kerusakan buku, dan sebaiknya perbaikan kerusakan buku tidak hanya dengan penjilidan dan pengeleman saja tetapi juga dilakukan penambalan buku yang robek dan pemutihan kertas.