Abstrak


Potret Penindasan Perempuan dalam Film (Analisis Wacana Penindasan Perempuan yang Direpresentasikan dalam Film “Ca Bau Kan”)


Oleh :
Dhamar Aprilani Dwi Safitri - D1214026 - Fak. ISIP

ABSTRAK
Dalam kehidupan di masyarakat sering terjadi bentuk penindasan terhadap perempuan. Gejala sosial dalam masyarakat seperti inilah yang ditangkap oleh media sebagai wacana yang dirasa perlu disosialisasikan. Film merupakan salah satu media yang dapat membantu para perempuan mendengungkan keadilan bagi kaumnya. Film Perempuan adalah film yang dibuat oleh perempuan, untuk perempuan, dan ditujukan untuk perempuan. Film perempuan menggambarkan perempuan yang menjadi korban dari adanya diskriminatif dalam lingkungannya. Namun perempuan tersebut berusaha bangkit dengan caranya sendiri agar tidak menjadi lebih terpuruk.
Secara umum, penelitian ini untuk mengetahui bagaimana wacana representasi perempuan dalam mengatasi penindasan dalam film “Ca Bau Kan”. Secara khusus, penelitian ini untuk mengetahui bagaimana wacana kondisi perempuan ketika mengalami penindasan dalam film “Ca Bau Kan”, faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya penindasan terhadap perempuan, bagaimana cara perempuan mengatasi kasus, dan bagaimana kondisi perempuan setelah berusaha mengatasi kasus.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan analisis wacana, dengan teknik pengumpulan data melalui pemilihan beberapa scene pada film “Ca Bau Kan” yang menampilkan unsur-unsur tentang penindasan terhadap perempuan, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penindasan terhadap perempuan, cara perempuan mengatasi kasus, dan kondisi perempuan setelah mengatasi kasus. Setelah itu dianalisis dengan menggunakan analisis wacana Teun A Van Dijk dengan memperhatikan aspek sinematografinya (audio dan visual), diklasifikasikan dengan tema tertentu untuk menentukan struktur makro dan struktur mikro dalam film tersebut.
Secara garis besar, kesimpulan yang penulis dapatkan adalah film “Ca Bau Kan” merupakan potret perempuan dalam mengatasi penindasan. Hal tersebut dapat dilihat dari penggambaran scene-scene yang menunjukkan bagaimana seorang perempuan dapat menghadapi kenyataan pahit yang dialami dalam kehidupannya. Secara khusus, tokoh utama dalam film ini mengalami penindasan akibat dari adanya kekerasan terhadap perempuan. Terdapat faktor eksternal dan internal yang menyebabkan perempuan tidak berdaya menghadapi penindasan. Perempuan memiliki cara tersendiri dalam menghadapi permasalahan yang menimpanya, yakni menunjukkan sikap melawan, diam atau mengalah, dan reaksi campuran, yaitu melawan kemudian diam. Nasib perempuan tidaklah menjadi lebih baik setelah berusaha mengatasi kasus. Masih kuat melekatnya budaya patriarki menjadi penyebab adanya transformatif nasib.


Kata Kunci: film, penindasan, perempuan, wacana