Abstrak


Analisis kinerja keuangan KUD Banyumanik di kota Semarang


Oleh :
Khoirotunnisak - H0304082 - Fak. Pertanian

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran lengkap mengenai kondisi keuangan KUD Banyumanik Kota Semarang ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas serta mengetahui perkembangan pada pos-pos neraca dan laporan rugi laba ditinjau dari analisis trend dan persentase per komponen. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif dan penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di KUD Banyumanik Kota Semarang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data yaitu pencatatan dan wawancara. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas serta analisis trend dan persentase per komponen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio likuiditas, current ratio, quick ratio, dan cash ratio menunjukkan posisi yang baik karena berada di atas standar yang digunakan, ini berarti koperasi mampu membayar hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya. Dilihat dari rasio solvabilitas, total debt to equity ratio dan total debt to total capital ratio menunjukkan posisi yang buruk karena koperasi tidak mampu membayar hutangnya dengan modal sendiri tetapi mampu membayar hutang dengan total kekayaan yang dimiliki. Kemampuan koperasi menghasilkan laba dilihat dari Return of Investment (ROI) dan Return of Equity (ROE) masih rendah karena berada di bawah standar. Rasio aktivitas menunjukkan perputaran persediaan dan aktiva tetap menunjukkan kecenderungan yang baik, tetapi perputaran total aktiva dan piutang berada di bawah standar karena masih kurang efektif dalam penggunaannya. Trend dalam persentase pada neraca dan laporan rugi laba secara umum menunjukkan adanya trend menurun. Penurunan ini dikarenakan KUD tidak mengalami perkembangan yang berimbas pada penurunan SHU. Persentase per komponen aktiva menunjukkan persentase terbesar pada piutang anggota sedang pada pasiva menunjukkan hutang bank merupakan komponen terbesar dari total pasiva pada tahun 2002-2004 dan hutang bukan anggota merupakan komponen terbesar dari total pasiva di tahun 2005-2006. Komponen terbesar pada laporan rugi laba adalah Harga Pokok Penjualan tetapi di tahun 2006 beban usaha menempati posisi terbesar. Nilai SHU yang didapat koperasi semakin kecil bahkan mulai tahun 2004 tidak diperoleh SHU sehingga koperasi belum dapat memberikan kesejahteraan untuk anggotanya.