;

Abstrak


Perbedaan respon hemodinamik dengan penambahan blok scalp levobupivakain pada operasi kraniotomi


Oleh :
Arya Justisia Sani - S981408003 - Sekolah Pascasarjana

Latar Belakang: Ketidakstabilan hemodinamik dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular dan perfusi serebral pasien. Peningkatan respon hemodinamik yang tinggi dan terus-menerus yang dapat disebabkan oleh nyeri dapat menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan tekanan intrakranial. Blok scalp pada kraniotomi dapat membantu menumpulkan respon hemodinamik karena rangsangan nyeri serta mengurangi penambahan analgesi lain seperti fentanyl. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas blok scalp sebagai analgetik pada kraniotomi.
Metode: Penelitian ini menggunakan uji klinik acak tersamar ganda pada 36 pasien dengan rentang umur 18-65 tahun dengan status fisik ASA 1-3 dilakukan operasi kraniotomi eksisi dan memenuhi kriteria inklusi.Dibagimenjadiduakelompok, (kelompok I denganblok scalp, 18 subjek), dan (kelompokIItanpapenambahanblok scalp, 18 subjek). Semua pasien mendapatkan perlakuan anestesi umum sesuai standar kemudian dilakukan penilaian terhadap tekanan darah, mean arterial pressure, detak jantung pada sebelum intubasi, setelah intubasi, pemasangan pin, insisi kulit dan insisi duramater serta total kebutuhan fentanyl tambahan.
Hasil:Selamakraniotomiterutamapadasaatpemasangan pin padadetakjantung, tekanandarah, mean arterialpressure menunjukan secara signifikan lebih tinggi pada pasien tanpa blok scalp terutama pada saat pemasangan pin. Hasilujistatistikdidapatkannilai p=0,000 (p<0>

Kesimpulan:Penambahan blok scalp levobupivakain efektif dalam menurunkan respon hemodinamik terutama pada saat pemasangan pin. Dengan blok scalp juga membutuhkan penambahan fentanyl yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanpa blok scalp pada pasien kraniotomi.

Kata Kunci: Blok scalp, Fentanyl, Levobupivakain, Kraniotomi