Abstrak


Kuasa Simbolik Sapardi Djoko Damonomerepresentasikan Konsep Priyayi dalam Arena Sastra Indonesia


Oleh :
Hanputro Widyono - C0212032 - Fak. Ilmu Budaya

Setiap pengarang hidup dan berinteraksi dengan masyarakat yang berbedabeda.

Hal itu memungkinkan seseorang pengarang memiliki modal dan habitus yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebuah tema akan diekspresikan secara berbeda oleh setiap pengarang melalui karya-karyanya. Salah satu tema besar yang banyak ditulis oleh pengarang Indonesia adalah priyayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuasa simbolik Sapardi Djoko Damono dalam representasi konsep priyayi di arena sastra.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
sosiologi sastra. Penelitian ini berfokus pada kuasa simbolik Sapardi merepresentasikan konsep priyayi di arena sastra Indonesia. Analisis data dilakukan dengan pendekatan teori arena produksi kultural Pierre Bourdieu yang berfokus pada modalitas, habitus, dan kuasa simbolik. Sumber data penelitian ini
adalah biografi Sapardi, karya-karya Sapardi, dan referensi-referensi lain yang relevan dengan representasi konsep priyayi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan, modal yang dimiliki Sapardi untuk merepresentasikan konsep priyayi dalam arena sastra Indonesia terbagi menjadi dua modal utama, yaitu modal kultural dan modal simbolik. Modal kultural termasuk hidup di lingkungan priyayi, memahami dunia lahir priyayi, dunia batin priyayi, dan memiliki pemahaman mendalam kisahkisah pewayangan. Habitus Sapardi dalam pergulatannya merepresentasikan
konsep priyayi dibentuk oleh hidup keseharian sebagai priyayi dan kebiasaan
membaca novel-novel bertokoh para priyayi. Akumulasi modal dan habitus Sapardi rupanya belum cukup membuat Sapardi meraih kuasa simbolik merepresentasikan konsep priyayi di arena sastra.

Kata kunci: Sapardi Djoko Damono, priyayi, kuasa simbolik