Abstrak


Peningkatan kinerja digester terintegrasi dalam kandang dengan absorber karbon dioksida


Oleh :
Muhammad Farhan - I8316036 - Fak. Teknik

Indonesia merupakan negara yang sebagian besar mata pencahariannya sebagai peternak, dengan jumlah peternak sapi sebesar 13 juta orang (Peternakan Dalam Angka oleh BPS, 2017). Di Jawa Tengah khususnya di kabupaten Karanganyar populasi ternak   sapi potong sebanyak 63.716 ekor, sapi perah sebesar 334 ekor, kerbau sebesar 123 ekor, sedangkan untuk kambing sebesar 25.581 ekor (Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, 2017). Kegiatan beternak ini menghasilkan limbah kotoran ternak berupa limbah cair dan limbah padat. Hasil kotoran dan urine sapi ternyata berpotensi dimanfaatkan sebagai   bahan   baku   untuk   memproduksi   biogas.   Komposisi   biogas   yang dihasilkan terdiri dari 50-80% gas metana yang memiliki kemiripan komposisi dengan Liquid Natural Gas (LNG). Biogas mengandung CO2  yang merupakan salah satu kendala dalam penggunaannya. Salah satu alat yang digunakan untuk mengurangi kandungan CO2 dalam biogas adalah absorber.
Tujuan dari Tugas Akhir yang dilakukan adalah membuat biogasdigester yang efisien untuk memenuhi kebutuhan gas untuk penggati gas elpiji serta merancang dan membuat absorber untuk mengurangi kandungan CO2 dalam biogas. Bahan yang digunakan dalam absorber yaitu Larutan Ca(OH)2 dan karbon aktif. Alat ini dibuat dengan sistem semi batch yaitu larutan Ca(OH)2  sebagai absorben yang dibuat diam didalam absorber. Selanjutnya biogas akan dialirkan kedalam absorber dan akan kontak dengan larutan Ca(OH)2. Sistem semi batch ini dibuat agar penggunaan absorber menjadi lebih sederhana dan praktis karena tidak menggunakan alat pendukung lain dalam pengoprasiannya.
Dari uji yang telah dilakukan, biogas digester tipe fix-dome dengan desain kapasitas 9,1 m3  efektif untuk memenuhi gas yang digunakan untuk kegiatan memasak  sehari-hari  sehingga  bisa  menjadi  pengganti  untuk  penggunaan  gas elpiji dan pengoperasiannya mudah karena inletnya berada di dalam kandang. Sedangkan  absorber dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan yaitu terbukti dengan berkurangnya kandungan CO2 dalam biogas setelah keluar dari absorber. Pada pengujian dapat dilihat bahwa konsentrasi larutan Ca(OH)2   yang efektif untuk proses absorbsi gas CO2  pada biogas adalah 1,5 M. Karena larutan kapur dengan konsentrasi 1,5 M ini mampu menurunkan kadar CO2    dari konsentrasi awal 20% volume menjadi 3,6% volume. Adanya absorber  juga mempengaruhi waktu mendidihkan air, dari percobaan yang dilakukan absorber dengan larutan Ca(OH)2 1,5 dapat mendidihkan air paling cepat yaitu sebesar 249 detik. Sedangkan untuk biogas tanpa absorber hanya sebesar 287 detik. Hal ini dikarenakan kandungan CO2 yang semakin sedikit sehingga kalor yang dihasilkan juga akan semakin besar dan waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan air juga akan semakin cepat