Abstrak


PERUBAHAN KAMPUNG KOTA (Pengaruh Hadirnya Mall Dan Hotel Terhadap Pemukiman Masyarakat Kampung Sekayu Dan Jayenggaten Dalam Perubahan Sosial Di Semarang Abad Ke 21)


Oleh :
Muhamad Soni Gunawan - D0312053 - Fak. ISIP

ABSTRAK
Muhamad Soni Gunawan. D0312053. Perubahan Kampung Kota (Pengaruh Hadirnya Mall dan Hotel terhadap Permukiman Masyarakat Kampung Sekayu dan Jeyenggaten dalam Perubahan Sosial di Semarang Abad ke-21). Skripsi. Pembimbing: Akhmad Ramdhon, S.Sos.,M.Si. Program Studi Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologis dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa perubahan Kampung Sekayu dan Jeyenggaten serta kaitan-kaitannya terhadap kondisi sosial masyarakat. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumen, wawancara mendalam dan Focused Group Discussion (FGD), diskusi terarah, dan observasi. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan teknik Interactive Model Analysis.
Kampung Sekayu dan Jeyenggaten mulai menghilang seiring dengan kehadiran mall dan hotel di sekitarnya. Konflik yang dialami oleh Kampung Sekayu dengan Mall Paragon dalam pembangunan kota hanya menyisakan kantor Kelurahan Sekayu semata. Perubahan terjadi pada RT 1 dengan total sekitar 33 bangunan rumah tergusur keberadaannya. Daerah sekitar berubah menjadi lahan berjualan bagi warga, dimana berimbas juga pada penyempitan jalan. Rumah warga beralih fungsi, tidak lagi menjadi tempat tinggal melainkan rumah sewa atau kos-kosan, serta ada yang membuka usaha laundry. Begitu juga Kampung Jayenggaten, keberadaannya tertelan olah megahnya Gumaya Tower pada tahun 2005. Dari 30 bangunan hanya menyisakan 1 bangunan tersisa. Tidak terlihat lagi kehidupan warga Jayenggaten. Imbasnya hingga hari ini pun dirasakan oleh warga kampung sebelah dengan berkurangnya sumber air akibat pembangunan hotel.
Peraturan daerah yang mengatakan bahwa kawasan tersebut tidak diperbolehkan lagi sebagai wilayah permukiman, melainkan sebagai wilayah kantor dan usaha pun ikut ambil andil dalam hilangnya kampung Sekayu dan Jeyenggaten. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang yang sarat akan kepentingan ekonomi membuat lokasi tersebut ditinggalkan oleh warga asli dan berpindah ke daerah pinggiran hingga membentuk identitas baru.
Kata kunci: Kampung Kota, Perubahan Sosial, Konflik