;

Abstrak


Maintaining The Viability Of Speaking Practice For Learners Of English As Foreign Language: Activities Beyond The Classroom (A Case Study in Islamic Boarding School, East Java)


Oleh :
Damona Mayangsari - S891408006 - Sekolah Pascasarjana


Penelitian ini dilaksanakan di pondok Darussalam gontor putri 2 Ngawi Jawa Timur sejak bulan april tahun 2015 sampai bulan agustus 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) persepsi guru mengenai pengajaran berbicara; 2) aktifitas-aktifitas dan cara penerapannya dalam pengajaran berbicara di pondok Darussalam Gontor putri 2; 3) permasalahan-permasalahanyang dihadapi oleh guru dlam penerapan kegiatan-kegiatan yang digunakan dalam penagajaran berbicara; dan 4) solusi-solusi guru untuk menyelesaikan permaslahan-permasalahan dalam penerapan kegiatan-kegiatan yang digunakan dalam pengajaran berbicara di pondok Darussalam Gontor putri 2. 
    Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode studi kasus. Data-data dikumpulkan dengan teknik wawancara terhadap delapan guru dan empat siswi dari kelas empat dan tiga intensif, penelitian lapangan terhadap aktifitas-aktifitas yang ada di lingkungan asrama, dan dokumentasi sejumlah dokumen-dokumen terkait. Data penelitian ini berbentuk catatan lapangan, transkip and dokumen-dokumen. Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan didapati hasil temuan penelitian yang digunakan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah penelitian yaitu; Pertama, terdapat lima persepsi mengenai pengajaran berbicara yaitu: mempraktekan berbicara di keseharian, memberikan murid pengetahuan yang berhubungan dengan penguasaan aspek-aspek berbicara, membawa murid dalam percakapan dan dialog, membangun rasa percaya diri murid, dan memberikan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan pelatihan secara mendalam; Kedua, terdapat delapan belas kegiatan yang dijalankan di asrama yaitu kegiatan harian. Mingguan, bulanan dan tahunan yang tergolong kegiatan pra-komunikatif dan kegiatan komunikatif. Didalam praktek kegiatan-kegiatan tersebut guru-guru menggunakan bahasa verbal dan tulis. Penggunaan bahasa indonesia dihindari untuk meningkatkan rasa ingin tahu murid terhadap bahasa target; Ketiga, terdapat empat permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam pengajaran berbicara yaitu: lemahnya partisipasi murid, tidak adanya kepercayaan diri murid, pemakaian bahasa ibu, dan bias bahasa; dan Keempat, guru-guru menyelesaikan masalah dengan menggunakan strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan pendukung seperti: membawakan kegiatan dengan bahasa yang mudah di pahami dan tetap menjaga murid berbahasa dalam bahasa target, memberikan tugas dan pelatihan secara mendalam, mengadakan kegiatan revisi bahasa, memberikan hadiah-hadiah dan sangsi-sangsi. 
    Dikarenakan pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing adalah tidak mudah, ini selalu menjadi tantangan tesendiri bagi guru dan murid. Ada beberapa pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan seperti: memberikan paparan bahasa target secara mendalam diikuti dengan pemberian berbagai tugas dan aktifitas yang interaktif di luar kelas, menciptakan lingkungan bahasa target, membentuk peraturan-peraturan penggunaan bahasa, hadiah-hadiah, sangsi-sangsi, dan tuntutan-tuntutan. 

Kata kunci: Pengajaran Berbicara, Murid Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing, Persepsi Guru, Aktifitas Komunikatif, Sekolah Pesantren.