Abstrak
Novel kabut kelam karya Achmad Munif: Sebuah Pendekatan Semiotik
Oleh :
Sadewo Wahyu Wardoyo - C0203056 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana aspek formal yang meliputi latar, penokohan, alur, dan tema, yang membentuk makna keseluruhan dalam novel Kabut Kelam? (2) Bagaimana tanda-tanda dalam novel Kabut Kelam dapat diungkapkan dengan pendekatan semiotik? (3) Bagaimana pemahaman makna-makna yang terkandung dalam novel Kabut Kelam yang dapat diungkapkan dengan pendekatan semiotik? Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan (1) Mendeskripsikan aspek formal yang meliputi latar, penokohan, alur, dan tema, yang membentuk makna keseluruhan dalam novel Kabut Kelam. (2) Mendeskripsikan tanda-tanda dalam novel Kabut Kelam dengan pendekatan semiotika. (3) Memahami makna yang terkandung dalam novel Kabut Kelam.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotik. Sebelum penulis melakukan pendekatan secara semiotik, sebagai langkah awal penulis menggunakan pendekatan struktural yang bertujuan untuk membentuk makna keseluruhan dalam novel Kabut Kelam karya Achmad Munif. Penelitian ini berusaha mengungkapkan makna yang terkandung dalam novel Kabut Kelam berdasarkan hubungan antara tanda dan acuannya, dengan menggunakan model semiotik CS. Peirce yang membagi hubungan tanda dan acuan menjadi tiga, yaitu ikon, indeks, dan simbol.
1. Mahasiswa, Jurusan Sastra Indonesia dengan NIM C 0203056
2. Dosen pembimbing
Sumber data dalam penelitian yaitu novel Kabut Kelam karya Achmad Munif. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik analisis data model interaktif, yaitu analisis data yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan teknik kepustakaan, artinya data-data tersebut diambil dari buku-buku yang mempunyai hubungan dengan objek penelitian dan penunjang penelitian. Data yang ada, kemudian diolah dan dianalisis sesuai dengan teori yang dipakai, sehingga diperoleh suatu simpulan sebagai akhir penelitian.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: (1) Dilihat dari hubungan antar unsur-unsur yang membangun struktur novel Kabut Kelam melalui analisis struktural meliputi latar, penokohan, dan alur, yang membentuk makna keseluruhan mempunyai hubungan yang erat dalam satu kesatuan tema untuk membentuk makna totalitas. Unsur-unsur itu saling mendukung satu sama lain yang di dalamnya mampu menggambarkan suatu kehidupan masyarakat Jawa beserta masalah yang mereka hadapi. Hal ini tercermin dalam tokoh-tokoh dalam novel Kabut Kelam, yaitu Sultan Alam, RA. Indri Astuti, RM. Ilyas Kusumonegoro, RA. Niken Larasati, Haji Abdullah Masruri, Rini, Tono, dan Parto. Kehidupan mereka merupakan gambaran dari masyarakat Jawa dari latar kehidupan sosial beragam yang terdera kesulitan dalam menghadapi perbedaan pandangan. Adapun realita permasalahan yang dihadapinya adalah terhalangnya kisah cinta antara Sultan Alam dan Raden Ayu Indri Astuti oleh pandangan feodalisme RM. Ilyas Kusumonegoro dan RA. Niken Larasati. Selain itu, lahirnya paham revolusioner yang dianut oleh masyarakat Jawa khususnya masyarakat kelas bawah, mengakibatkan terjadinya konflik antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah, sehingga banyak menimbulkan korban. (2) Melalui hubungan antara tanda dan acuannya yang berupa ikon, indeks dan simbol dalam novel Kabut Kelam, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh tokoh-tokoh utama dalam menghadapi perbedaan pandangan pada masa itu dapat digambarkan dengan jelas. Seperti tokoh Sultan Alam dan RA. Indri Astuti dalam Kabut Kelam yang terdera kesulitan dalam mempertahankan cinta, karena terhalang oleh pandangan feodalisme orang tua. Selanjutnya, penokohan dan penggambaran latar yang terjabarkan dalam sebuah tema dapat memperlihatkan situasi di berbagai daerah menjadi tegang akibat tumbuhnya paham revolusioner. Adanya pandangan revolusioner semakin menambah kesulitan yang harus dihadapi masyarakat Jawa dalam novel ini. (3) Makna yang terkandung dalam novel Kabut Kelam melalui pendekatan semiotik adalah gambaran kehidupan dari sebagian masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, yang mulai mengabaikan nuansa-nuansa kehidupan yang meliputi cinta dan kasih sayang, moral, iman dan susila yang ada dalam masyarakat, yang diakibatkan karena perbedaan dalam menyikapi suatu pandangan yang diyakini, sehingga terjadilah konflik antar bangsa Indonesia yang banyak menimbulkan korban.