;
ABSTRAK
Latar Belakang: Keberhasilan pengobatan tuberkulosis di Indonesia yaitu 81,3% pada tahun 2014, lebih rendah daripada standar keberhasilan pengobatan tuberkulosis yang ditetapkan oleh WHO (85%). Di negara-negara berkembang, banyak faktor yang berkontribusi terhadap multi drug resistant tuberculosis (MDR TB) meliputi kepatuhan minum obat, persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat dan hambatan, status gizi, pelaksanaan pengobatan direct observed treatment shortcourse (DOTS) dan ketersediaan obat anti tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor–faktor yang mempengaruhi MDR TB. Subjek dan Metode: Jenis penelitian adalah analitik observational dengan pendekatan case control. Sebanyak 120 pasien dan 44 tenaga kesehatan dipilih menjadi subjek penelitian dengan fixed disease sampling (kasus dan kontrol =
1:1). Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data dianalisis dengan path analysis dengan nilai signifikansi p<0>Hasil: Status gizi (b= -2.98; CI 95% = -5.31 sd -0.64; p=0.012), kepatuhan minum obat (b= -3.38; CI 95% = -5.94 sd -0.82; p=0.010), pengobatan DOTS (b=
-0.88; CI 95% = -3.18 sd 1.43; p=0.456) berhubungan negatif dengan MDR TB. Persepsi hambatan (b= -1.81; CI 95% = -3.48 sd -1.39; p=0.034) berhubungan negatif dengan kepatuhan minum obat. Persepsi kerentanan (b= 2.81; CI 95% =
0.99 sd 4.64; p=0.003), persepsi keseriusan (b= 4.47; CI 95% = 2.38 sd 6.57; p<0 b= xss=removed xss=removed p=0.002)>
Kata Kunci: tuberkulosis, multi drug resistant, faktor risiko