Abstrak


Perbedaan Nilai Arus Puncak Ekspirasi (Ape) pada Perokok Konvensional dan Perokok Elektrik


Oleh :
Putra Priambodo Wibowo - G0014189 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK

Pendahuluan: Asap rokok terus menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang dapat dicegah. Salah satu jenis rokok yang tengah menjadi fenomena baru di tengah masyarakat Indonesia adalah rokok elektrik, yang dianggap lebih aman dan lebih stylish. Salah satu cara praktis untuk menilai fungsi paru adalah dengan mengukur arus puncak ekspirasi (APE) yang dapat memberikan peringatan dini adanya penurunan fungsi paru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai arus puncak ekspirasi pada perokok konvensional dan elektrik.

Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sebelas Maret pada September sampai Oktober 2017 dengan jumlah sampel 76 mahasiswa kedokteran Universitas Sebelas Maret yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran nilai APE lalu data dianalisis secara statistik dengan t-test independent.

Hasil: Hasil rata-rata nilai APE kelompok perokok konvensional (n=38) sebesar
60,53?n kelompok perokok elektrik (n=38) sebesar 53,37%. Uji analisis t-test independent menunjukkan nilai 0,001. ( p = 0,001).

Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai arus puncak ekspirasi (APE) pada perokok konvensional dan perokok elektrik, dengan nilai APE perokok elektrik lebih rendah daripada perokok konvensional.

Kata Kunci: rokok, rokok elektrik, arus puncak ekspirasi.